HARIAN MERAPI - Candi Ngawen berlokasi di desa Ngawen Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang kira-kira hanya dua kilometer dari jalan raya Magelang – Yogyakarta, di sebelah selatan desa Gunungpring. Letak candi ini di pinggir persawahan dan jalan desa, dekat Kantor Pemerintah Desa Ngawen.
Riwayat penemuannya, pada tahun 1864 kompleks percandian Ngawen ditemukan kembali oleh seorang pejabat Belanda, NW Hoepermans.
Ketika ditemukan kompleks percandian ini tertimbun material vulkanis gunung Merapi. Dia juga menyebutkan adanya penemuan arca Buddha di reruntuhan candi.
Temuan candi ini laporannya dimuat dalam ROD (Rapporten van den Oundheindkundigen Dienst) in Nederlandsch Indie tahun 1914.
Selanjutnya, pada tahun 1897 J. Van Aalst mengadakan penelitian di sekitar percandian Ngawen. Dalam penelitian tersebut ditemukan susunan batu-batu pondasi candi di depan Candi Ngawen II (candi nomor 2 dari utara).
Dan di Candi Ngawen IV (candi yang letaknya nomor 4 dari utara) ditemukan arca Dhyani Buddha Amitabha.
Ketika Th. Van Erp melakukan pemugaran Candi Borobudur tahun 1911, dia juga melakukan inventarisasi batu-batu candi yang ada di Candi Ngawen.
Baca Juga: Libur Lebaran 2025, sebanyak 6 juta pemudik akan masuki DIY
Hasil inventarisasi tersebut dimuat di ROD tahun 1911, yang diterbitkan Batavia Albrecht & Co tahun 1912 dengan judul ‘Candi Ngawen’.
Situs Candi Ngawen ketika itu sangat menarik perhatian para ahli purbakala Belanda. Para ahli dari Negeri Belanda terus melakukan penelitian dan penggalian.
Rangkaian penelitian para ahli purbakala bangsa Belanda tersebut terus dilanjutkan. Tahun 1925, FJ. Perguin melanjutkan penelitian, penggalian dan pemugaran.
Dan tahun 1927 dia berhasil memugar Candi Ngawen I dan Candi Ngawen II. Hasil pemugaran tersebut berupa fisik bangunan Candi Ngawen yang sampai sekarang tidak mengalami perubahan.
Baca Juga: Wamentan ingatkan petani tidak jual gabah di bawah harga Bulog, ini alasannya
Dalam catatan Perguin juga disebutkan, bila kerusakan kompleks percandian Ngawen ini karena letusan Gunung Merapi yang maha dahsyat seribu tahun yang lalu, di mana material vulkanik menutupi candi ini.