Cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan 2, menjadi orang sukses sampai lupa urusan keluarga

photo author
- Jumat, 7 Maret 2025 | 21:00 WIB
Ilustrasi Cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan 2, menjadi orang sukses sampai lupa urusan keluarga (Sibhe)
Ilustrasi Cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan 2, menjadi orang sukses sampai lupa urusan keluarga (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Bagian kedua dari cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan, menjadi orang sukses sampai lupa urusan keluarga.

Meski Hartoyo pergi dengan memendam rasa tidak senang pada keluarganya, namun sang ibunda tetap mendoakan anak pertamanya itu bisa sukses di tanah rantau. 

Sedang Hartoyo sendiri sudah bertekad tak akan pulang jika belum meraih apa yang ia cita-citakan. Yakni, menjadi orang sukses dan kaya raya.

 Baca Juga: Cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan 1, sejak kecil merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua

Perjuangan hidup yang dilalui Hartoyo jauh dari keluarga memang penuh liku-liku. Ia mencoba peruntungan dari nol, sebagai pekerja kasar di lapangan. 

Tapi karena kerja keras dan didukung otaknya yang encer, maka pelan-pelan karirnya meningkat semakin ke atas. 

Tak sampai sepuluh tahun, Hartoyo pun sudah menjadi apa yang ia inginkan. Ia punya usaha sendiri dan memiliki karyawan hingga puluhan orang. 

Apapun sekarang ia punya, termasuk istri yang cantik beserta seorang anak mungil. Semua yang bersifat materi bisa ia miliki, kecuali waktu yang selalu tak ia dipunya untuk urusan keluarga dan urusan lain di luar pekerjaan.

Baca Juga: Dimasak gunakan aneka rempah, tongseng ayam dukung lancarnya sirkulasi darah dan disenangi berbagai kalangan

Jangankan dengan orang tua dan adiknya yang berada jauh di tempat lain, dengan istri dan anaknya yang serumah pun Hartoyo jarang berkomunikasi. Waktunya habis tersita oleh urusan pekerjaan.

"Papah lupa ya hari ini ulang tahun anak kita, bisa pulang awal tidak, Pah?" tanya istri Hartoyo dari ujung telpon di suatu sore.

"Waduh, iya Mah, saya lupa. Tapi bagaimana ya, urusan di kantor tidak bisa ditinggalkan," jawab Hartoyo.

Jika sudah seperti ini, istri Hartoyo hanya bisa menangis dalam hatinya. Ia sebenarnya sudah paham betul dengan sifat suaminya, tapi sulit rasanya untuk menerima perlakuan seperti itu terus menerus. 

Baca Juga: Makanan olahan singkong produk Salatiga tembus pasar Australia, ekspor perdana senilai 7000 Dollar Australia

Upaya untuk mengingatkan sudah dilakukan, tapi sifat keras kepala Hartoyo tidak pernah berubah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X