HARIAN MERAPI - Bagian ketiga cerita misteri hantu klothak klothek, ada penampakan sinar kuning yang menyinari jalan.
Setelah isteri dan anak Pak Naya meninggal dunia suara batu itu tidak hanya Klothak tetapi ada tambahannya klothek. Jadi suaranya menjadi klothak klothek.
Dan batu di jalan itu berbunyi tidak tiap malam tetapi hanya malam Jum at kliwon dan Selasa kliwon.
Adapun berbunyinya itu juga jam jam tertentu yaitu jam 02.00 WIB dan jam 03.00 WIB.
Pada suatu malam Pak Naya membuktikan Siapa sebenarnya yang lewat jalan itu yang menimbulkan suara klothak klothek.
Ia mengintai dari balik jendela lebih kurang pukul 02.00 WIB bertiuplah angin sepoi sepoi basah dan tampaklah sinar kuning menyinari jalan itu.
Pak Naya merasa takut. Hilangnya sinar kuning terdengar suara klothak klothek. Pak Naya
memperhatikan mungkin ada orang yang lewat jalan itu tetapi tidak ada orang lewat jalan itu.
Tetapi nampak batu yang ada di jalan itu bergerak seperti terinjak orang lewat.
Malam Selasa Kliwon Pak Resa teman Pak Naya juga ingin membuktikan adanya hantu klothak klothek itu. Malam Selasa Kliwon Pak Resa ke rumah Pak Naya.
Ia mengajak Pak Naya keluar rumah dan mengintai dari bawah pohon munggur yang rindang dekat jalan yang sering dilewati hantu klothak klothek.
Sejak pukul 03,00 WIB Pak Naya dan Pak Resa sudah bersembunyi di bawah pohon munggur. Jam 03.15 WIB terdengar tiupan angin (gembrubuk).
Pak Naya dan Pak Resa takut berdiri bulu kuduknya. Selepas tiupan angin itu tercium bau busuk seperti bau bangkai anjing.
Pak Naya menutup hidungnya dengan sapu tangan. Pak Resa tidak tahan bau busuk itu, hoek hoek ia muntah berkali-kali.
