HARIAN MERAPI - Bagian kedua cerita misteri hantu klothak klothek, setelah 40 hari meninggal bermunculan sosok hantu yang menyeramkan.
Pak Naya juga sering diminta Pak Krama untuk mengukur kelapa. Pak Krama pekerjaannya mbotok yaitu membuat minyak kelapa. Minyak kelapa itu berasal dari santan kelapa.
Kukuran kelapa itu kalau sudah diambil santannya tinggal ampasnya. Ampas kelapa itu bisa dibuat tempe. Namanya tempe gatak.
Isterinya Pak Krama sering membuat tempe gatak. Pada waktu Pak Naya pulang dari rumah Pak Krama, ia membawa tempe gatak itu dimasak sebagian diberikan saudaranya yang ada di desa sebelah.
Pada malam hari keluarga Pak Naya keracunan tempe gatak bahkan anak dan isterinya meninggal dunia. Pak Naya juga keracunan tetapi dia bisa muntah jadi bisa diselamatkan.
Rumah Sakit waktu itu masih jarang. Isterinya Pak Naya dan anaknya Pak Naya sebenarnya dibawa ke rumah sakit tetapi belum sampai rumah sakit sudah meninggal dunia.
Saudaranya yang diberi tempe gatak yang tinggal di tetangga desa juga meninggal dunia. Jadi yang meninggal dunia ada 3 orang yaitu Isterinya Pak Naya, anaknya dan saudaranya Pak Naya.
Waktu itu Indonesia belum merdeka. Karena negara belum stabil maka Pak Krama sebagai penjual tempe gatak yang mematikan itu hanya dihukum beberapa tahun saja.
Jenazah isteri Pak Naya dan anaknya dimakamkan di makam mbah Maruwi yaitu makam kampung. Pak Naya masih mengikuti tradisi di desa itu.
Maksudnya diadakan tahlilan pada hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus, keseribu, sesudah meninggalnya isteri dan anaknya Pak. Naya.
Sesudah 40 hari meninggalnya isteri dan anak Pak Naya bermunculan di kampung itu hantu hantu yang menyeramkan.
Baca Juga: Aneh, ikut tikakat di Gunung Mijil hanya dalam waktu semalam namun ternyata hilang selama satu tahun
Adapun hantu hantu tersebut adalah Wedon, Glundung Pringis, Bajang kerek, Wewe, Gendruwo, Banas pati dan yang paling banyak memperlihatkan diri adalah hantu Klothak klothek.