HARIAN MERAPI - Bagian terakhir cerita misteri tersesat di desa mati, Arhan hilang sehari semalam dan semua orang pun mencari.
Arhan bersusah payah berjalan hingga berhasil keluar dari masjid tersebut. Anehnya setelah
sampai di luar masjid, kakinya tidak lagi terasa berat.
Arhan segera mengambil sepedanya dan berniat bergegas meninggalkan tempat itu. Namun baru saja akan menunggangi sepedanya, bahunya di tepuk oleh seseorang dari belakang. Dengan ragu-ragu, Arhan memberanikan diri menengok ke arah orang itu.
Baca Juga: Cerita misteri tersesat di desa mati 1, menerobos hujan naik sepeda lewat jalan sepi
“Anda orang baru di sini ya?” tanya seorang kakek yang tadi menepuk pundak Arhan.
Kakek itu berpakaian serba putih, kumis dan jenggotnya yang putih serta matanya yang sayu
membuat Arhan makin merinding.
“i i iya Bah, saya pendatang dari Bandung” ucap Arhan sambil terbata-bata.
“Oh, mau ke mana?” tanya kakek itu lagi dengan wajah datar dan tatapan kosongnya.
“Mau pulang Bah” jawab Arhan jujur masih dalam keadaan kalut.
Baca Juga: Cerita misteri tersesat di desa mati 2, Arhan melihat masjid persis berada di pinggir jalan
“Hati-hati ya” Kakek tersebut menimpali perkataan Arhan.
Arhan yang sudah takut bukan kepalang langsung membalikkan badan dan mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi dan berharap segera sampai ke rumah bibinya.
Namun setelah beberapa menit mengayuh sepedanya, Arhan merasa ada yang tidak beres, Ia melihat sekelilingnya ini adalah jalan yang dilewatinya tadi.
Arhan baru menyadari ia hanya berputar-putar di tempat itu saja. Pikirannya semakin tak karuan, sambil membaca surah-surah yang di hafal, ia tetap mengayuh sepedanya berharap segera menemukan jalan untuk ia keluar dari situasi ini.
Baca Juga: Cerita misteri pedagang hek di ujung kampus
Karena sudah kelelahan, nafasnya terengah-engah sehingga ia memutuskan untuk berhenti dan duduk dipinggir jalan. Nafasnya semakin sesak, kepalanya terasa sakit, pandangannya semakin memudar, sehingga Arhan tak sadarkan diri.