HARIAN MERAPI - Bagian pertama cerita misteri jeritan malam di panti asuhan kosong, boneka-boneka itu disusun rapi di atas tempat tidur.
Di balik gerbang besi yang berkarat dan tembok tinggi yang kokoh, berdiri sebuah panti
asuhan tua yang kosong dan sunyi. Panti asuhan itu sudah lama ditinggalkan penghuninya, dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Bangunannya retak-retak, catnya terkelupas, dan jendela-jendelanya berdebu. Rumor tentang panti asuhan itu sudah lama beredar di masyarakat. Konon, panti asuhan itu dihantui oleh arwah-arwah anak-anak yang meninggal secara tragis.
Suatu malam, sekelompok remaja yang ingin mencari sensasi memutuskan untuk menjelajahi panti asuhan itu. Mereka membawa senter dan kamera untuk mendokumentasikan pengalaman mereka.
Di Ruang Asrama Anak-Anak: Rani, Doni, Bella, dan Reno menjelajahi ruang asrama yang penuh debu dan bau apek.
Tiba-tiba, Rani melihat bayangan putih berkelebat di lorong yang gelap. Bayangan itu bergerak dengan cepat dan menghilang di balik pintu kamar.
Doni dan Bella tidak percaya apa yang dilihat Rani, tetapi Reno mulai merasa ketakutan. Mereka memutuskan untuk melanjutkan penjelajahan, tetapi mereka selalu waspada terhadap bayangan-bayangan yang bergerak di sekitar mereka.
Baca Juga: Cerita misteri penjual bakso diborong keluarga kuntilanak
Di salah satu kamar, mereka menemukan boneka-boneka yang disusun rapi di atas tempat tidur. Wajah boneka-boneka itu terlihat pucat dan matanya kosong. Saat mereka mendekati boneka-boneka itu, boneka-boneka itu tiba-tiba menoleh ke arah mereka dan tersenyum seram.
Rani: "Guys, kalian dengar suara itu?"
Doni: "Suara apa?"
Rani: "Seperti suara bisikan anak-anak."
Baca Juga: Aneh, ikut tikakat di Gunung Mijil hanya dalam waktu semalam namun ternyata hilang selama satu tahun
Bella: "Aduh, Rani, jangan ngerayu deh. Kita kan di sini untuk mencari sensasi, bukan untuk dihantui."
