Daun tembakau yang dibelinya itu kemudian diolah dengan merajang, menjemur dan membungkusnya dalam keranjang-keranjang khusus untuk tembakau.
Mereka menjualnya kepada pedagang tembakau dari wilayah Magelang atau pun Temanggung. Warga dusun Gopaan, sebagian besar bekerja mengolah tembakau. Pekerjaan ini sudah dilakukan turun temurun sebagai pekerjaan keluarga.
Artinya, setiap anggota keluarga berperan dalam pekerjaan ini. Bahkan anak-anak pun dilatih untuk trampil menangani pekerjaan ini.
Sesepuh dusun Gopaan, mBah Soeroso pernah menuturkan, tidak ada sejarah tertulis terkait dengan asal muasal nama dusun Gopaan ini.
Namun, menurut ceritera tutur-tinular yang ada sampai saat ini, konon nama dusun Gopaan ini berasal dari kata ‘gupakan’ (bahasa Jawa, yang artinya tempat berkubang). (Amat Sukandar/Koran Merapi) *