Tulus mengajarkan Alquran pada anak-anak akhirnya berbuah kemuliaan

photo author
- Senin, 20 Mei 2024 | 18:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah tulus mengajarkan Alquran pada anak-anak akhirnya berbuah kemuliaan         (Sibhe)
Ilustrasi cerita hidayah tulus mengajarkan Alquran pada anak-anak akhirnya berbuah kemuliaan (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Cerita hidayah ketulusan pasti akan berbuah kemuliaan. Begitu pula jik tulus untuk mengajarkan Alquran pada anak-anak.

Sadar diri. Itulah yang dilakukan oleh Bernowo (semua nama disamarkan). Sadar jika dia memiliki pendidikan yang minim.

Karena ketidakmampuan perekonomian keluarga, ia hanya lulus dari bangku SMP. Setelah itu ia bekerja.  Meski pendidikan kurang, tapi tidak dengan urusan agama.

Baca Juga: Indonesia masih kekurangan tenaga kesehatan, ini perbandingannya dengan negara Asia lainnya

Ini tidak lain dari didikan bapaknya yang sangat mengedepankan agama dalam keluarga. "Kita boleh kurang dari segi ekonomi dan pendidikan duniawi. Tapi tidak dengan pendidikan agama.

Harus tetap belajar tinggi," kenang Bernowo yang saat ini usianya sudah menginjak kepala lima.

Ya, ia diberi pendidikan agama dengan porsi yang besar dari seorang kiai yang terkenal di desanya. Di sela kesibukannya sebagai buruh panggul di pasar, setiap hari Bernowo remaja belajar Alquran dan hadis.

***

Baca Juga: Membedah Permendag Nomor 8/2024, relaksasi aturan impor untuk atasi terhambatnya penyaluran bahan baku

Karena usia yang sudah tua, ia diminta ikut anaknya yang kini sudah sukses di kota. Anaknya tinggal di sebuah perumahan elite.

Awalnya Bernowo menolak untuk diajak hidup dengan anaknya. Tapi setelah dipaksa, akhirnya Bernowo bersedia. Ini tak lain karena Bernowo kini tinggal sendirian di desa. Anaknya tidak tega melihat bapaknya hidup sendirian.

Di kompleks elite, Bernowo seperti dipandang sebelah mata. Ia tak pernah diikutsertakan dalam rapat warga karena sudah ada anaknya, Hino.

Alhasil ia seperti sepi di tengah keramaian. Sebab, tidak ada orang yang bisa diajak ngobrol. Perumahan itu sepi karena penghuninya bekerja.

Baca Juga: Sepuluh kedudukan dan kemuliaan masjid, di antaranya hanya orang-orang beriman saja yang pantas memakmurkan masjid

Sehari-hari ia pun menyibukkan diri dengan salat berjemaah di musala perumahan sekaligus ikut membersihkan rumah ibadah itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X