Indonesia masih kekurangan tenaga kesehatan, ini perbandingannya dengan negara Asia lainnya

photo author
- Minggu, 19 Mei 2024 | 10:30 WIB
Para dokter dan pejabat foto bersama pada amal bakti kesehatan dan kemanusiaan tanpa pamrih di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur dalam rangka menyongsong perayaan Waisak 2568 BE/2024. ( ANTARA/Heru Suyitno)
Para dokter dan pejabat foto bersama pada amal bakti kesehatan dan kemanusiaan tanpa pamrih di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur dalam rangka menyongsong perayaan Waisak 2568 BE/2024. ( ANTARA/Heru Suyitno)


HARIAN MERAPI - Indonesia hingga saat ini masih kekurangan Sumber Daya Manusia atau SDM di bidang kesehatan.


Dibandingkan dengan negara ASIA lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal.


Di Indonesia perbandingannya perbandingannya 0,5 per 1.000 penduduk.

Baca Juga: Kebaikan akan dikembalikan kepada Anda sepuluh kali lipat, simak peruntungan horoskop Shio Anjing sepekan mulai Minggu 19 Mei 2024


Data tersebut disampaikan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi.

"Padahal di kawasan Asia sudah 2-3 per 1.000 orang, itu di Singapura. Di negara maju 4-5 per 1.000 orang," katanya pada amal bakti kesehatan dan kemanusiaan tanpa pamrih di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur dalam rangka menyongsong perayaan Waisak 2568 BE/2024 di Magelang, Sabtu.

Oleh karena itu, katanya, Kementerian Kesehatan membuka beasiswa kesehatan juga menghentikan moratorium supaya dapat memenuhi kebutuhan kesehatan.

"Dari pandemi COVID-19, kita belajar bahwa hanya dengan bekerja sama seluruh komponen maka kita bisa menyelesaikan masalah kesehatan , sehingga kami menyambut baik sekali apa yang dilakukan Walubi pada hari ini, yaitu memberikan pelayanan kesehatan untuk ribuan orang dengan keterbatasan sistem kesehatan kita saat ini, acara seperti ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.

Baca Juga: Berkaca kasus kecelakaan maut SMK Depok, pakar komunikasi UPN Jogja ungkap dampak positif dan negatif study tour  

Ia menyampaikan pada pandemi COVID-19 , ada dua yang dipelajari pertama adalah sistem kesehatan tidak cukup kuat untuk menghadapi pandemi sehingga waktu itu cukup kurang ruangan, kurang oksigen dan seterusnya.

Kemudian yang kedua yang perlu dipelajari adalah masalah kesehatan hanya bisa diselesaikan apabila seluruh komponen masyarakat turut berpartisipasi karena itu Kemenkes juga melakukan perubahan berdasarkan dua hal tersebut.

Tentang transformasi, mungkin bisa melihat di layanan primer di puskesmas, sekarang di puskesmas sudah ada alat-alat teknologi baru, yaitu USG, EKD dan nanti dilengkapi lagi seluruhnya termasuk alat laboratorium sehingga layanan kesehatan makin kuat.

Baca Juga: Satlantas Polres Karanganyar lakukan ramp check bus pariwisata untuk antisipasi kendala armada pengangkut study tour

"Kemudian perubahan di rumah sakit. Kita sudah membangun supaya layanan kesehatan yang canggih makin turun ke tingkat kabupaten dan ke tingkat provinsi. Nanti seluruh rumah sakit provinsi akan bisa melakukan bedah jantung terbuka, kabupaten bisa melakukan pemasangan ring untuk jantung demikian juga untuk kanker, jantung, stroke, dan gagal ginjal serta ibu anak," katanya.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X