“Sial, mimpi apes!” Ganang kebingungan lantas mencoba mencari suara yang memanggilnya, “Suara siapa ya tadi?”
Sadar jika itu hanyalah mimpi. Ganang mulai mencari sakelar lampu di kantin. Akan tetapi, hidungnya kembali menangkap aroma yang tak asing. Sama persis seperti wewangian di dapur dalam mimpinya.
Benarlah, ketika mata menengok ke arah dapur ada cahaya lampu yang nyelip terpancar dari pintu dapur yang tidak tertutup sempurna. Ganang mulai memberanikan diri dan lupa menyalakan lampu ruangan.
Didekatinya pintu itu dengan perlahan. Dirapalkan doa-doa yang dirinya kuasai. Dan saat pintu dibuka. Sosok pocong yang menjaga rebusan sebuah air masih menunggui di atas lantai yang sama.
Lalu ketika mengetahui pintu terbuka, pocong dengan wajah rusak berdarah menengok kembali ke Ganang lalu berkata. “Sudah bangun Pak?” - Habis (Dikisahkan Ichsan Nuansa di Koran Merapi) *