Tanpa diketahui pemilik warung, secepat kilat popok wewe yang konon bisa menjadikan orang ‘ngilang’, dia kerudungkan di atas kepalanya.
Dengan kalem dia pergi meninggalkan warung Mbok Drono. Diyo amat yakin, perbuatannya itu tidak akan terlihat oleh siapa pun.
“Lho...lho...lho...! Sampeyan belum bayar kan? Kok nggleler pergi?!”, teriak Mbok Drono ketika Diyo baru tiga langkah meningalkan warung.
Sontak teriakan Mbok Drono mengundang perhatian orang banyak. Tanpa ampun Diyo dihajar ramai- ramai. Di lain hari Diyo menemui Mbah Ngaidi. Mengadukan hal tersebut.
“Kamu ceroboh, Yo. Mestinya popok wewe itu kamu pakai hanya pada malam Jumat Kliwon saja."
"Dan waktunya tepat pada jam duabelas malam."
"Di luar itu popok tersebut hanyalah sesobek gombal lusuh yang tidak ada khasiatnya”, tutur Mbah Ngaidi panjang- lebar.-Nama samaran (Dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *