HARIAN MERAPI - Cerita misteri syarat pesugihan 2, tept pada malam Jumat Handoko berangkat ke rumah juru kunci.
Dwi Handoko lalu berpikir karena ia tahu bahwa pesugihan itu biasanya harus memakai tumbal keluarganya. Ia pernah mendengar bahwa orang mencari pesugihan anaknya, ibunya, ayahnya atau pembantunya meninggal dunia sebagai tumbal.
Maka Dwi Handoko bertanya kepada Angga Dipo: “Pesugihan itu memakai tumbal atau tidak Pak kalau memakai tumbal saya tidak mau?”
Baca Juga: Mencari ikan di Sungai Oya, Trimbel mendapat pengalaman misteri dari makhluk penunggu kali
Jawab Angga Dipo : “Kalau pesugihan yang saya datangi itu tanpa tumbal”
Mendengar keterangan Angga Dipo, Dwi handako tertarik. Angga Dipo lalu bertanya : “Bagaimana kalau Pak Dwi Handoko tertarik saya antar ke tempat pesugihan itu”.
Dwi Handoko pun berpikir lama lalu ia menjawab : “Tertarik Pak saya diantar ke tempat pesugihan itu”
Kemudian Pak Angga Dipo bilang : “Mari saya antar besok Kamis malam Jumat Kliwon ke tempat pesugihan itu”.
Setelah tiba hari Kamis malam Jumat Kliwon berangkatlah Dwi Handoko ke rumah Angga Dipo dengan mengendarai mobil. Setelah sampai di rumah Angga Dipo berbicara sebentar lalu keduanya berangkat ke tempat pesugihan.
Lebih kurang perjalanan 3 jam sampailah keduanya ke tempat pesugihan itu. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB keduanya menuju ke rumah juru kunci (pakuncen).
Juru kunci itu namanya Anggit Rinarta. Angga Dipo bilang : “Assalamualaikum”
Pak Anggit Rinarta menjawab : “Waalaikumsalam, masuk saja”.
Baca Juga: Kisah misteri si tukang ojek saat mendapat titipan jaket dari seorang penumpang
Pak Angga Dipo dan Pak Dwi Handoko lalu masuk ke rumah dan dipersilakan untuk duduk Anggit Rinarta dan Angga Dipo sudah kenal baik sebab Angga Dipo kerap kali bertandang ke rumah Anggit Rinarta.