HARIAN MERAPI - Sebuah cerita misteri tentang sebuah patung kodok di kebun Mbah Arojati.
Setiap malam Jumat Kliwon patung kodok itu diberi sesaji, ada apa sebenarnya.
Batu itu ada di kebun Mbah Argojati, wujudnya menyerupai seekor kodok.
Baca Juga: Pengajian bertajuk Jihadi dan Libur Nasional digelar di Godean, warga Ngluwar ini antusias hadir
Tapi bentuk itu asli bukan dipahat sehingga pada bagian bokongnya tidak menyerupai bokong seekor kodhok melainkan agak menonjol dan bagian punggungnya agak legok.
Fisiknya cukup besar, tinggi lebih dari satu meter, diameternya sekitar 40-an cm. Menurut Pak Melan cucu dari Mbah Argojati, batu kodok itu ada penunggunya, entah dua atau satu.
Terkadang menampakkan diri sebagai seorang nenek dan lain kesempatan sebagai gadis cantik mirip ledhek atau penari perempuan.
Dahulu, kakeknya Pak Melan almarhum setiap malem Jumat Kliwon memberinya sajen diwadahi ancak kecil debok tangkai daun pisang dipadu dengan bilah-bilah bambu, beralaskan daun pisang.
Baca Juga: Ledakan Tungku Smelter di ITSS Morowali Tewaskan 9 Pekerja Indonesia dan 4 Pekerja asal Tiongkok
Di antara isi sajen itu sekepal nasi, secuwil kemenyan, rajangan daun pandan wangi, kembang setaman, pisang mangsan, air yang diwadahi umpluk-umpluk mainan anak-anak dari tanah liat berupa periuk kecil, tembakau, suruh, duwit receh, dan lainnya.
Sajen tadi ditempatkan pas di depan sang kodok batu, konon supaya sang penunggu tidak mengganggu.
Tapi sekarang sudah tidak dibuatkan sajen dan ternyata juga tidak mengganggu. Meski soal penampakan itu diakuinya masih ada meski relatif jarang.
''Ledhek itu berdiri melendot saja di batu kodok, tidak njoget?'' kata seorang nenek tetangga Pak Melan yang pernah melihatnya suatu malam ketika rembulan purnama.
Baca Juga: Kombinasi terung ungu dan bawang putih bantu cegah penyakit jantung serta lancarkan sirkulasi darah
Sedang Mbah Mijo pernah melihat nenek sedang menyapu di dekat batu kodhok. Barangkali inilah sebabnya di sekitar batu kodhok selalu nampak bersih.