HARIAN MERAPI - Mengenang pengalaman masa kecil memang sangat indah, karena banyak kejadian-kejadian lucu.
Apalagi jika pengalaman masa kecil itu menyangkut kejadian misteri, yang kala itu memang masih sering muncul.
Seperti pengalaman masa kecil yang kualami, saat aku ikut kakek neneku di desa perbatasan Sleman dan Klaten, lantaran Bapak tugas di luar Jawa dan Ibu ikut.
Baca Juga: RS Indonesia di Gaza akan Hentikan Operasi karena Kehabisan BBM
Kala itu belum banyak hiburan, televisi hanya TVRI dan hitam putih. Namun setiap malam Minggu, kami bersama teman-teman main jethungan di pelataran rumah kakek.
Kebetulam malam itu malam liburan, dari sore ada 10 anak sudah pada kumpul, dan mereka bersepakat bermain jethungan.
Setelah semua kumpul dan berhompimpah untuk menentukan siapa yang 'jadi' yang berkuwajiban menungu tiang bambu agar tidak terpegang.
Aku kebetulan kejatuhan yang “jadi”, setelah menutup mata di tiang jaga sambil berhitung sampai sepuluh, teman-teman menyebar bersembunyi,
aku mulai mencari satu persatu, hingga lebih satu jam tinggal satu anak yang belum kutemukan, yang Sembilan sudah duduk-duduk di lingkaran.
Baca Juga: KPU jadwalkan debat capres-cawapres 2024 dibagi ke dalam enam segmen, begini detilnya
Lama kami mencari Sugi, tak diketemukan juga, dan menjadikan kami resah, apalagi ketika ternyata di rumahnya juga tidak ada. Orang tuanya ikut mencari, dibantu beberapa warga, tapi tak berhasil.
Kemudian Kakek ke rumah Mbah Hasim yang merupakan tokoh supranatural, diikuti orang tua Sugi dan beberapa warga.
Mbah Hasim segera melakukan ritual menurut keyakinannya, sambil membakar dupa, beberapa kali dengan kedua telapak tanganya mengambil asap dupa kemudian diusap-usapkan ke wajahnya.
Baca Juga: Temulawak ampuh sebagai pendamping pengobatan TBC, simak penjelasan dokter
Mbah Hasim terbahak, melihat ketawanya jelas bukan ketawa Mbah Hasim, "Anak itu, anak itu berani telah menginjak-injak pelataran rumahku tanpa sopan.". Yang berada disitu tak ada yang bergeming.