HARIAN MERAPI- Pada puncak acara Festival Lima Gunung ke XXII ini dilaksanakan ritual ‘Donga Tirta Kencana’ dengan penunangan air ke dalam sebuah kendaga dari kendi-kendi yang berasal dari 13 mata-air di kaki gunung Sumbing, Andong, Telamaya, Merbabu, Merapi dan pegunungan Menoreh.
Kendi-kendi ‘Tirta Kencana’ tersebut sebelumnya diusung dalam Kirab Budaya oleh para sesepuh dan tokoh Komunitas Seniman Lima Gunung serta warga desa.
Air dalam kendi-kendi itu kemudian disatukan dalam sebuah wadah yang diletakkan di tengah panggung pentas Festival Lima Gunung XXII.
Baca Juga: Mahasiswa KKN Plus Umroh UMY di KJRI Jeddah gelar pelatihan make up artis atau MUA bagi PMI
Menyatunya air-air dari berbagai sumber itu sebagai perlambang menyatunya tekad dan semangat para seniman Komunitas Lima Gunung dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian rakyat di Magelang.
Ritual ini dipimpin oleh Sitras Anjilin (sesepuh Padepokan Seni Tjipta Boedaja), dengan membaca doa-doa ‘Caraka Balik’ untuk memohon perlindungan dan keselamatan agar penyelenggaraan acara festival kesenian terhindar dari ancaman-ancaman bahaya dan bencana terkait dengan keadaan sekarang ini.
Kepala Desa Baleagung M. Solikin menjelaskan, sebagai tuan rumah penyelenggaraan Festival Lima Gunung XXII desanya yang kecil dan berpenduduk hanya 200 jiwa yang sebagian besar petani dan buruh telah bergotong-royong mendukung baik sarana mau pun prasarananya seperti pembuatan panggung pagelaran, jalan masuk ke lokasi acara, tempat parkir kendaraan, keamanan dan sebagainya, demi suksesnya pelaksanaan acara ini.
Baca Juga: Prabowo disambut ribuan warga Dayak dan Panglima Jilah Pasukan Merah TBBR di Pontianak
Dia merasa bangga menjadi ajang penyelenggaraan Festival Lima Gunung ke XXII ini.
Terkait dengan tema Festival Lima Gunung XXII ‘Kalis ing Kahanan’, Kepala Dusun
Sudimara, Sih Agung Prasetya menjelaskan, tema ini merupakan doa dan harapan agar rakyat terhindar dari keadaan atau situasi dan kondisi sekarang ini.
Karena keadaan sekarang ini seperti keadaan alam dan situasi politik menjelang pemilihan umum banyak yang dapat menimbulkan ancaman-ancaman bagi rakyat.
Adanya musim kemarau panjang dapat menimbulkan ancaman bencana kekeringan dan kelaparan, situasi politik yang semakin panas menjelang pemilu bisa menjadi ancaman persatuan dan kesatuan yang dapat memecah-belah
keutuhan bangsa.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Magelang,
Mulyanto, SH., MM., yang hadir pada acara pembukaan mengatakan, kegiatan festival kesenian yang digelar setiap tahun di tempat- tempat yang berbeda ini sangat berarti bagi pengembangan kepariwisataan daerah, khususnya wisata budaya.
Dengan kegiatan kesenian yang melibatkan masyarakat ini akan dapat mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan. (Amat Sukandar) *