HARIAN MERAPI - Kisah cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 4, tangan salah satu pocong memegang kaki Lutfi.
Pintu laboratorium lagi-lagi terbuka pelan, mata Lutfi menoleh ke arah pintu. Terdapat tangan yang melambai seakan memanggil dirinya.
Saat dipandangi dengan serius, ternyata tangan tersebut adalah kode dari satpam yang mengajaknya keluar dari ruangan itu.
Baca Juga: Cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 1, Bibir alat peraga tertempel darah di atas meja
Kepala Lutfi mengangguk dan perlahan berdiri dari duduknya. Ia memberanikan diri melewati barisan sosok pocong-pocong yang masih duduk tertunduk.
Saking takutnya tangannya beberapa kali menyentuh tubuh pocong di sekelilingnya. Rasanya dingin dan mengerikan. Tiba-tiba tangan salah satu tangan pocong memegang kaki Lutfi.
Sontak terjelembablah ia ke lantai. Kepanikan tak bisa lagi ditahan, berteriaklah ia meminta tolong. Wajah seram salah satu pocong menatapnya tanpa ekspresi.
“Hargh! Hargh! Pocong! Pocong! Setan!!!”
Baca Juga: Cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 2, Saat diperiksa satpam semua tampak normal
Satpam yang mengetahui hal tersebut langsung memberanikan diri masuk ke laboratorium lalu menarik Lutfi untuk segera melepaskan diri dari jeratan pocong.
“Wah Gila! Setan! Pergi! Pergi!” teriak satpam sambil menarik dan menendang tangan pocong ternyata membawakan hasil. Dengan kekuatan yang tergesa-gesa akhirnya mereka berhasil melepaskan diri dan berlari menuju pintu keluar.
Lutfi dan satpam dengan napas tergopoh-gopoh telah sampai luar ruangan laboratorium. Berbalik badanlah mereka melihat ke dalam ruangan dari luar. Dan di saat yang bersamaan. Pocong-pocong tersebut juga melihat mereka.
Satpam yang merinding ketakutan langsung menutup pintu dan mengunci ruangan laboratorium tersebut. “Po… Po… Pocong Pak…” ucapan Lutfi terbata-bata kepada satpam di sampingnya.
Baca Juga: Cerita horor mereka yang di ruang laboratorium 3, saat salat Maghrib seperti ada yang menjadi makmum
“Iya Mas. Aku juga lihat! Awalnya aku tadi mau ngecek dirimu di ruangan ini, tapi kok tiba-tiba ada penampakan itu…”