HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri diganggu jin makam tua di Kokap 2, bermain sepalbola, mata sakit dan bisu setelah bola masuk ke makam.
Pada hari Minggu sore yang sudah ditentukan berkumpulah anak-anak di kampung tersebut. Kemudian mereka berangkat ke lapangan untuk main sepak bola.
Satarin yang ada di kelompok utara sedangkan Sutiya yang ada di selatan. Penjaga gawang selatan Daris sedang penjaga gawang sebelah utara adalah Tugi.
Baca Juga: Cerita misteri diganggu jin makam tua di Kokap 1, Mereka hampir setiap malam Minggu pergi memancing
Sudah bermain seperempat jam keadaan masih sama kuat (0 – 0). Setelah ½ jam Satarin dengan kekuatan yang luar bisa bisa mengegolkan. Waktu itu Daris sebagai keeper agaknya kurang fokus.
Setelah keadaan 1 – 0 Satarin tampak beringas dengan kekuatan yang luar biasa ia menendang bola dan bola jatuh keluar mengenai batu nisan yang ada di makam Mbah Maruwi “bluk” suaranya.
Kemudian bola berputar-putar dan menggelinding di sela-sela kijing (batu nisan) lalu masuk dalam semak-semak dan menghilang.
Semua mencari bola yang masuk ke makam tersebut tetapi tidak ada seorang pun yang bisa menemukan. Teman-temannya sibuk mencari bola tetapi Satarin duduk di bawah pohon orak arik matanya kabur dan ia menjadi bisu.
Setelah lama mereka mencari bola tetapi tidak berhasil lalu mereka kumpul di lapangan. Sutiya memanggil Satarin : “Rin mari kita berkumpul”. Satarin menangis : “Hee hee sambil memegang matanya”.
Baca Juga: Polisi Temanggung cari pembuang orok bayi di sungai, begini caranya
Teman-temannya berdatangan dan menanyakan : “Mengapa kamu menangis?” Ia menjawab ak-uk-ak-uk sambil memegang matanya. Ternyata ia buta dan bisu. Salah satu temannya lalu kerumah orang tua Satarin.
Sampai di rumah Satarin temannya Satarin memberitahu kepada ayah Satarin : “Pak, Satarin sakit sekarang di lapangan”.
Setelah menerima laporan dari temannya Satarin ayahnya Satarin segera pergi menuju lapangan. Di lapangan Satarin sudah dikerumuni teman-temannya. Diatanya oleh ayahnya ternyata Satarin jawabannya hanya ak-uk-ak-uk.
Sepak bola dihentikan anak-anak lalu pulang kerumahnya masing-masing. Satarin karena tidak bisa melihat (buta) maka ia dibimbing (dituntun) oleh ayahnya dibantu oleh Sutiya dan Tugi pulang ke rumahnya berjalan tumak tumuk.
Baca Juga: Elektabilitas Erick Thohir Tertinggi di Jatim Hasil Survei Indikator Politik Bikin PAN Jatim Gembira