“Oh, ini, tadi saya baru saja pesan bakso. Ini sudah selesai, mau mbayar. Lah, mana tukang baksonya ?” tanyanya sambil celingukan ke kiri dan kanan mencari si tukang bakso yang menghilang.
Baca Juga: Metode akupunktur untuk turunkan berat badan, begini saran dokter
Bahkan gerobaknya juga tidak tampak. “Tukang bakso ?” tanya Barjo (nama samaran), peronda yang lain, dengan heran. “Iya Jo. Kamu tau tukang baksonya?” tanya Mbok Nanik.
“Tukang bakso dari mana, wong gang depan sudah ditutup. Ini sudah setengah satu. Dari tadi tidak ada tukang bakso yang lewat atau keluar,” timpal peronda yang lain heran.
“Sebentar …” perempuan tua itu tersadar. “Oh iya ya. Sekarang kan sudah malam. Kalau malam portal ditutup. Terus tukang bakso itu masuk lewat mana?“ gumannya.
Sebab arah para peronda berkeliling adalah dari Pos Ronda, rumah Mbok Nanik terletak di ujung gang buntu. Jadi tidak mungkin si tukang bakso itu berlawanan arah dengan para peronda.
Dan yang jelas, mulai pukul sembilan malam portal di depan gang akan diturunkan sehingga tukang bakso itu mustahil bisa masuk. Lalu, siapa tukang bakso itu?” (Seperti dikisahkan Hendro Wibowo di Koran Merapi) *