HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri tentang kejadian aneh dandang untuk menanak nasi dipakai rumah lelembut.
Bisa ditebak bagaimana jadinya saat dandang itu digunakan Yu Tumini, sang lelembut pun pasti marah.
Dandang adalah salah satu piranti dapur untuk menanak nasi. Terbuat dari logam tembaga. Saat ini sudah jarang orang menanak nasi menggunakan dandang.
Baca Juga: Ini yang Akan Dilakukan Pemkot Yogyakarta untuk Mempercantik Kawasan Kotabaru Heritage
Di dusun Kemasan, salah satu orang yang masih mempunyai dandang adalah Mbokde Joyo (bukan nama sebenarnya). Konon, dandang milik Mbokde Joyo usianya sudah ratusan tahun. Dan tidak pernah lagi dipakai untuk menanak nasi.
"Mbok pinjam punyanya Bu RT saja, Tum. Dandangku itu sok nyleneh je," ujar Mbokde Joyo ketika Yu Tumini (nama samaran), seorang tukang adang ( tukang menanak nasi dengan dandang ), akan meminjam dandangnya.
"Nyleneh bagaimana?! Kan ya dandang lumrah to," jawab Yu Tumini setengah memaksa. Mbokde Joyo tidak bisa bersikukuh. Terpaksa meminjamkan dandang kuna miliknya.
Menjadi tukang adang sudah puluhan tahun dijalani Yu Tumini. Kala itu dia dimintai tolong oleh salah satu tetangganya yang punya hajad menyunatkan anak laki-lakinya.
Sambil rengeng-rengeng tukang adang tersebut menunggu nasi yang ditanak. Diperkirakan nasi sudah masak, Yu Tumini membuka tutup dandang.
Baca Juga: UGM Bakal Pertemukan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dalam Forum Dialog
Betapa kagetnya Yu Tumini. Ketika tutup dandang itu dia angkat, terlihat olehnya sesosok tubuh anak kecil meringkuk di dalam dandang.
"Ngawur saja! Lagi enak-enak tidur, kau godhog," ujar sosok kecil itu dengan nada sangat marah. Spontan bangun dan memandang Yu Tumon dengan mata melotot.
Yu Tumini hanya sekejap melihat penampakan yang sangat nyleneh dan tidak lumrah tersebut. Dalam hitungan detik penampakan itu hilang bersama asap putih yang mengepul ke atas.
Tukang adang tersebut terduduk lemas. Dia teringat kata-kata Mbokde Joyo yang mengatakan, jika dandang miliknya suka nyleneh.
Mbah Samiran (nama samaran), sesepuh dusun yang mendengar ribut-ribut di rumah orang sedang punya hajad menyunatkan anaknya, datang. Yu Tumini menceriterakan hal yang baru saja dialami.
