Cerita misteri ketika sesaji sate burung gagak diganti sate ayam cemani, maka ini yang terjadi

photo author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 19:10 WIB
 Cerita misteri ketika sesaji sate burung gagak diganti sate ayam cemani, maka ini yang terjadi (Pramono Estu)
Cerita misteri ketika sesaji sate burung gagak diganti sate ayam cemani, maka ini yang terjadi (Pramono Estu)

HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri ketika sesaji sate burung gagak diganti sate ayam cemani.

Padahal sesaji itu sudah menjadi kebiasaan untuk wayang kulit buto terong.

Lantas apa yang yang ketika sesaji itu bukan sate burung gagak tapi diganti sate ayam cemani?

Baca Juga: Cerita misteri Tono tersesat ke alam gaib karena belanja di pasar tradisional pada hari yang salah

Adalah hal biasa seorang pecinta wayang memasang wayang kulit di tembok ruang tamu sebagai hiasan. Biasanya yang dipasang adalah wayang ksatria Pandawa, seperti Harjuna, Gatutkaca, Kresna, dan sebagainya.

Namun ada yang tidak lumrah pada Lik Mangir (bukan nama sebenarnya), seorang pengusaha warung bakso. Lelaki satu ini memasang wayang buto Terong yang ditempelkan di tembok kamar pribadinya.

Buto Terong bukanlah sosok ksatria atau tokoh. Hanya keluar dalam adegan begalan. Perang melawan ksatria, selalu kalah dan mati. Selanjutnya masuk kotak. Begitulah nasib buto Terong dalam pewayangan.

Lik Mangir menemukan wayang tersebut ketika dia melakukan tirakat di sebuah gua wingit yang menghadap ke lautan Hindia.

Wayang tersebut ukurannya mini. Dari wujudnya yang sudah grepes sana-sini dapat disimpulkan jika itu wayang kuna.

Pada saat-saat tertentu lik Mangir memberi sesajen pada wayang kulit tersebut disertai membakar kemenyan wangi.

Baca Juga: Erick Thohir dinilai punya kapabilitas untuk perangi radikalisme

Lik Mangir sudah hafal, setiap 35 hari sekali wayang tersebut meminta “cadhong” istimewa berupa satu porsi sate burung gagak, segelas wedang kopi pait dan satu batang rokok kretek.

“Pak haluk adhong, Pak…,” begitu suara bindhengnya selalu terdengar di tengah malam manakala Lik Mangir lupa tidak menyediakan sesajen.

Kalau sudah begitu, keesokan harinya Lik Mangir menugaskan Kang Tupon, orang kepercayaannya untuk mencari burung gagak.

Malamnya ketika sudah menjadi sate, masakan istimewa tersebut disajikan kepada buto Terong, wayang miliknya. Pada hari berikutnya Lik Mangir tinggal menghitung uang yang bakal didapatnya, diluar hasil menjual bakso.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X