Khususnya di dekat pohon beringin tua. Tapi karena saat siang Janu selalu lewat sini, ia tak menghiraukan kata orang.
Saat melewati pohon beringin tersebut, Janu terkejut. Ia melihat seperti seekor sapi putih di bawah pohon beringin tua. Karena penasaran, Janu mendekat. Ia berpikir mungkin itu sapi orang yang lari dari kandang.
Baca Juga: Pelaku teror samurai di Sukoharjo, polisi akan periksa kejiwaan pelaku
Saat hampir sangat dekat, tiba-tiba muncul kepulan asap. "Gandriiiikk", sapi itu berubah jadi seekor wedhon menyeramkan.
Janu terkesiap seolah darahnya membumbung hingga ke atas kepala. Wedon itu menoleh ke arah Janu.
Wedon itu sungguh menyeramkan. Seketika Janu mematung, tak dapat berkata apa-apa. Tubuhnya membatu. Tiba-tiba wedon itu berlari melompati pager bata.
Tanpa basa-basi Janu langsung lari tunggang langgang. Naasnya, tanpa sengaja senternya terjatuh. Tapi ia tetap lari.
"Tolong…. Tolong…. Ada wedon, tolong…" teriak Janu sambil berlari.
Tiba-tiba kakinya tersandung prongkalan batu bata. Saat akan berdiri, wedon itu sudah ada di depannya. Wedon itu kemudian malih rupa menjadi hantu pocong yang menyeramkan.
Janu kembali lari terbirit-birit tanpa berani menoleh ke belakang.
Baca Juga: Penistaan Alquran di sejumlah negara, ini yang akan dilakukan Dewan HAM PBB
Akhirnya Janu sampai di rumahnya. Untung ibunya masih bangun. Ia dapat masuk ke rumah dan menceritakan kejadian yang baru dialaminya.
Ibunya tertawa seraya berkata, "Makanya kalau sudah malam, arisannya bubar, langsung pulang. Jangan malah main kartu." (Seperti dikisahkan Septa Berlianto di Koran Merapi)