HARIAN MERAPI – Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kumpulan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, berlangsung secara jangka panjang hingga menyebabkan penyempitan di saluran napas.
Saat ini, PPOK menduduki peringkat keempat sebagai penyebab kematian di dunia.
Asap menjadi penyebab utama PPOK, termasuk asap rokok, knalpot, serta polusi lain termasuk di lingkungan kerja.
Baca Juga: Deteksi Dini adalah Hal yang Sangat Penting untuk Penanganan Kanker Paru
“Gejala awal, biasanya batuk disertai produksi lendir yang cenderung produktif. Jika lendir semakin kental, maka penyempitan akan semakin hebat dan dapat mencetuskan sesak napas,” ujar Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk yang bertepatan dengan Hari PPOK sedunia 2022.
Dokter Dedy mengatakan bahwa penting melakukan upaya pencegahan PPOK, salah satunya dengan menggaungkan tema PPOK tahun 2022 ini yaitu Lungs for Your Life.
Baca Juga: Cara melindungi tulang dari osteoporosis yang lekat dengan silent disease
PPOK adalah penyakit yang bersifat irreversible. Dalam hal ini, apabila saluran pernapasan rusak, sulit untuk kembali seperti pada kondisi normal.
”Salah satu manifestasi yang sering dialami pengidap PPOK adalah gangguan gizi, atau dikenal dengan istilah malnutrisi. Penyebab utama penurunan berat badan pada PPOK adalah hilangnya napsu makan dan penurunan asupan makanan khususnya pada pasien dengan PPOK eksaserbasi akut. Otot pernapasan melemah karena penurunan asupan makanan dan peningkatan konsumsi energi,” tutur dr. Dedy.
Sering kali terapi PPOK hanya berfokus pada terapi obat, sedangkan perbaikan gizi kadang dilupakan. Padahal, nutrisi adalah faktor yang sangat mendukung keberhasilan terapi pasien PPOK, karena dengan status gizi yang baik imun tubuh menjadi kuat dan proses pemulihan juga akan lebih cepat.
Dokter Dedy menjelaskan, pemenuhan gizi bagi pengidap PPOK harus bersumber dari konsumsi keragaman makanan atau zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Namun, bagi pengidap PPOK dengan serangan akut sesak napas, kebutuhan nutrisinya sebaiknya dimodifikasi.
“Pada kondisi sesak, terlebih pada pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator), disarankan untuk mengurangi porsi asupan. Sebab, karbohidrat saat kita makan dan diolah di dalam tubuh, akan menghasilkan atau memproduksi CO2 dan karbon dioksida lebih besar, sehingga dapat semakin memperburuk kondisi sesak napas,” jelasnya.
“Pulmosol adalah salah satu brand produk Medical Nutrience PT Finusolprima Farma Internasional (FIMA), anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, yang saat ini menjadi satu-satunya suplemen nutrisi dalam bentuk makanan cair untuk pemenuhan gizi kondisi gangguan pernapasan. Komposisi dan kandungan Pulmosol sudah disesuaikan, sehingga pemenuhan nutrisi tidak hanya sekadar mencukupi kebutuhan gizi tetapi juga cocok dengan kondisi klinis penyakit pernapasan, salah satunya dengan menurunkan persentase karbohidrat,” tambah Product Executive FIMA, Josephine Grace.
Baca Juga: Lakukan Hal-hal Kecil untuk Kendalikan Obesitas, Jangan Sediakan Gorengan untuk Camilan Rapat