BANTUL, harianmerapi.com - Seorang wanita asal Bantul, Siti Haida Hutagaul berharap produk olahan daun kelor yang diproduksi bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Rejeki Dusun Bakulan Kalurahan Trirenggo Bantul dapat tembus pasar ekspor.
"Meskipun sempat terjadi pandemi Covid-19 namun produk olahan daun kelor seperti kapsul kelor dan teh kelor laris manis. Untuk kami berharap produk olahan kami dapat diekspor ke luar negeri," ujar Siti Haida Hutagaul, Rabu (24/8/2022).
Menurutnya sampai saat ini ada sekitar 20 lebih olahan daun kelor yang berhasil diproduksi seperti teh celup, teh tubruk, kapsul, masker, cokelat, bakpia dan berbagai produk olahan lainnya.
Baca Juga: Aneka Khasiat Pace untuk Pengobatan, Salah Satunya Mengatasi Masalah Darah Tinggi
Sejak melakukan produksi olahan daur kelor pada 1 Agustus 2016 sampai saat ini ada sekitar 30 orang menjadi anggota KWT Ngudi Rejeki.
"Jumlah anggota terus meningkat yang sebelumnya hanya 20 orang," lanjut Siti Haida menjelaskan.
Keberadaan para anggota yang rata-rata sebagai ibu rumah tangga tersebut memasok daun kelor yang ditanam di rumah masing-masing.
Baca Juga: Daun Ketepeng Kebo Bantu Singkirkan Cacing Kremi dan Musuh Serangan Gatal-gatal
Sehingga secara tidak langsung dengan produksi olahan daun kelor tersebut dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
"Ya, setidaknya sebagai ibu rumah tangga tidak lagi selalu meminta uang kepada suami. Dengan menanam tanaman kelor nanti bisa dijual di tempat kami," jelasnya.
Dari 100 kg daun kelor basah, Siti Haida bersama KWT Ngudi Rejeki dapat mengolah menghasilkan 6 sampai 8 kg daun kelor kering yang dibuat menjadi berbagai olahan.
Sejumlah produk olahan daun kelor yang diproduksi memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan sebagai detok tubuh, mengobati diabetes dan asam urat.
Produk olahan dun kelor dijual dengan harga Rp 5 ribu sampai Rp 65 ribu.