HARIAN MERAPI - Indonesia kaya akan tanaman obat yang menjadi dasar peracikan berbagai herbal Nusantara.
Sayangnya sedikit masyarakat yang mengetahui dan memanfaatkan berbagai jenis tanaman itu, sehingga banyak yang terabaikan dan menjadi langka karena tidak lagi dibudidayakan.
Hal itu diungkap pakar herbal Ali Mukhsan pemilik Kebun Tanaman Obat Keluarga (Toga) Al Husna, Pendowoharjo, Sewon, Bantul pada Sabtu (8/4/2023).
Baca Juga: Objek Wisata Embung Linuwih Matesih Karanganyar Kolaborasi Sentra Olahan Daging Kambing
Menurut Ali, banyak tanaman berkhasiat obat yang menjadi langka di kebun pekarangan warga masyarakat karena sudah jarang ditanam.
"Banyak yang sudah tidak tahu bahwa berbagai jenis tanaman yang tumbuh liar di pekarangan memiliki manfaat obat bagi penyembuhan berbagai macam penyakit ringan," ucap Ali saat berada di kawasan kebun miliknya.
Ada tidak kurang 300 lebih jenis tanaman berkhasiat obat yang ditanam dan dibudidayakan di kebunnya.
Tujuan menanam berbagai toga ini menurut Ali, selain untuk memenuhi kebutuhan meracik herbal juga digunakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas termasuk juga pada anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan diantaranya PAUD, TK dan SD.
"Selain untuk memenuhi kebutuhan meracik herbal, tanaman obat ini juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak sekolah," urai Herbalis dan Therapis yang memadukan konsep penyembuhan melalui herbal dan therapi ini.
"Agar mereka tahu dan mengerti manfaat toga bagi kesehatan dan penyembuhan penyakit ringan," lanjutnya.
Berbagai tanaman langka yang nyaris tidak dikenal oleh orang awam ada di kebun Toga Al Husna.
Contohnya srigunggu, lempeni, daun merah, cakar ayam, dlingo, karetkebo, legendi, daun mangkokan, karok, bunga nusa indah putih, patah tulang, dadap serep, daun sendok, sembukan dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Pohon Kelapa Roboh Menimpa Kandang Sapi dan Dapur di Bantul, Berikut Kronologi dam Imbauannya!