Lebih lanjut ia mengatakan konsumsi pemerintah juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 2,15% (yoy) pada triwulan 12023 dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 1,05% (yoy).
Pertumbuhan tersebut dikatakannya di dorong oleh kenaikan realisasi belanja pegawai dan belanja barang dari anggaran APBD dan APBN.
"Terkonfirmasi dari menurunnya posisi Dana Pihak Ketiga Pemerintah -0,90% (yoy) lebih tinggi dibandingkan posisi triwulan IV yang menurun -0,40% (yoy)," katanya.
Pertumbuhan yang lebih tinggi ini tertahan oleh kinerja Ekspor Luar Negen yang melambat -17,34% (yoy) dari sebelumnya -8,15% (yoy) di triwulan IV 2022 akibat dampak dari menurunnya permintaan global.
Keudian kontraksi ekspor lebih dalam tertahan oleh masih kuatnya permintaan domestik yang mampu menopang kinerja Ekspor Antar Daerah hingga 71,47% (yoy) melampaui pertumbuhan Net Ekspor Antar Daerah triwulan sebelumnya yang terkontraksi -72,13% (yoy).
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi DIY triwulan 1 2023 ditopang menguatnya kinerja LU Informasi dan Komunikasi 5,47% (yoy) lebih tinggi dibandingkan sebelumnya 4,58% (yoy).
"Meningkatnya kinerja LU ini sejalan dengan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat khususnya melalui online," bebernya
Baca Juga: Kapan Peringatan Hari Raya Waisak 2023? Sempat Dikabarkan 6 Mei, Simak jadwal lengkapnya di sini
Sejalan dengan hal tersebut masih tingginya aktivitas pariwisata, peningkatan permintaan pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri di tengah terjaganya daya beli masyarakat mendukung membaiknya kinerja industri pengolahan.
Khususnya berada di sub sektor Industri Makanan dan Minuman.
"LU Industri Pengolahan pada triwulan 12023 tumbuh 5,04% (yoy), melampaui capaian triwulan sebelumnya 3,83% (yoy)," ungkapnya.
Pertumbuhan lebih tinggi ini tertahan oleh melambatnya kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,43% (yoy) pada triwulan laporan dari sebelumnya 15,85% (yoy).
Baca Juga: Misi berat Osasuna mendapatkan trofi pertama, harus kalahkan Real Madrid di final Piala Raja
Selain karena dengan pola seasonalnya pasca momentum Nataru, moderasi LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dipengaruhi pula rendahnya lama tinggal dan belanja wisatawan yang belum optimal.