KATA hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain. Hijrah merupakan suatu peristiwa penting dalam perjalanan hidup Rasulullah saw.
Hijrah merupakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Perpindahan dari suatu situasi dan keadaan ke situasi dan keadaan yang lain. Hijrah memiliki banyak hikmah, sehingga bisa dipetik hikmah sesuai dengan kepentingan hidup kita sekarang.
Hijrah tidak hanya memberikan manfaat bagi yang melakukan hijrah saja, melainkan juga bagi yang lainnya. Kita memasuki Tahun Baru Hijriah 1 Muharam 1443 H, yang bertepatan tahun ini dengan tanggal 10 Agustus 2021 M.
Baca Juga: Menggapai Kebermaknaan Hidup Era Pandemi Covid-19
Tahun Hijriyah disebut juga dengan Tahun Qamariyah, karena hitungannya berdasarkan pada perputaran bulan, sebaliknya Tahun Miladiyah disebut juga dengan Tahun Syamsiyah, karena didasarkan pada perputaran matahari.
Pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun di mana hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah (Yasrib).
Dalam al-Quran, kata hijrah digunakan sebanyak 31 kali, dengan mengacu kepada makna-makna sebagai berikut: (1) perintah meninggalkan keburukan dan kemaksiatan (QS al-Muddatstsir,74:5); (2) berpaling dari isteri yang tidak patuh (QS al-Nisa' 4:34); (3) meninggalkan orang-orang yang tidak beriman dengan cara yang baik, tanpa melukai hati mereka (QS al-Muzammil,73:10); (4) Kembali kepada Allah dengan harapan mendapatkan hidayah-Nya (QS al-Ankabût,29:26); (5) meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat, karena menuntut ridha Allah. (QS al-Nisa' 39;/4:89).
Baca Juga: DPR Dukung Kemenkumham Pindahkan Bandar Narkoba ke Nusakambangan
Hijrah membutuhkan jihad dan niat yang benar karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW: “Perbuatan-perbuatan itu hanyalah dengan niat dan bagi setiap orang hanyalah menurut apa yang diniatkan. Karena itu, siapa yang hijrahnya itu kepada kerelaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya ialah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh keduniaan atau wanita yang bakal dikawininya, maka hijrahnya itu ialah kepada apa yang telah dihijrahi”. (HR. Bukhari-Muslim).
Dengan berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya, seseorang akan memperoleh berbagai keutamaan, baik ketika masih hidup di dunia ini maupun setelah kembali ke haribaan-Nya; Pertama, akan mendapatkan keluasan rizki, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: ”Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa, 4:100).
Baca Juga: UMY Gelar Vaksinasi ‘Drive Thru’ untuk Menghindari Kerumunan
Kedua, akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana firman-Nya : ”Maka, orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS. Ali Imran, 3:195).
Keutamaan ketiga, akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah dan mendapatkan jaminan surga-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: ”Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taubah, 9:20-22).
Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Terima 6.000 Dosis Vaksin Moderna
Keempat, akan diberikan kemenangan dan meraih keridhaan-Nya, sebagaimana firman-Nya: ”Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah, 9:100).