AIR bisa menjadi pembunuh bagi orang yang tak bisa menjinakkannya. Sebaliknya, bisa menjadi sesuatu yang mengasyikkan bagi mereka yang bisa mengakrabinya. Bagi anak-anak, air tentu sangat menarik perhatian. Umumnya anak-anak suka air.
Sayangnya, tidak semua anak bisa berenang, sehingga ketika terjatuh di air tak berdaya, hingga tenggelam.
Beberapa hari lalu seorang bocah bernama Galih Andika (11) warga Dusun Mlondang Desa Gandon Kecamatan Kaloran Temanggung tenggelam saat memancing bersama dua temannya di Kedung Guyangan Temanggung.
Baca Juga: Penyanyi idola asal Magelang tersangkut masalah hukum, ini kasus yang menjeratnya...
Menurut keterangan, saat itu Galih bercanda dengan dua temannya hingga kemudian terjatuh dan tenggelam. Pasalnya, Galih tak bisa berenang, sementara kedua temannya juga tak bisa menolong. Mereka kemudian meminta pertolongan penduduk setempat.
Namun terlambat, Galih ditemukan di dasar kedung dalam keadaan sudah meninggal dunia karena paru-parunya penuh air.
Tim SAR gabungan yang mengevakuasi korban kemudian menyerahkan jenazah Galih kepada keluarganya. Sulit membayangkan betapa hancur hati orangtua Galih Andika mendapati anak kesayangannya sudah tak bernyawa.
Banyak pelajaran penting dari kasus di atas. Pertama, jangan biarkan anak bermain air atau berdekatan dengan air, baik di sungai atau kedung yang notabene potensial mengancam keselamatannya. Kalaupun harus bermain air, harus ditemani orang dewasa, yang paling tidak, bisa berenang.
Bahkan, sekalipun anak pandai berenang, belum tentu juga terjamin keselamatannya bila airnya mengalir deras. Mereka yang terbiasa berenang di kolam renang yang airnya relatif tenang, belum tentu bisa menghadapi derasnya air sungai.
Nah, apalagi bila yang bersangkutan tak bisa berenang. Jadi, berenang sebenarnya merupakan modal awal bagi anak atau seseorang untuk bermain dengan air.
Baca Juga: Oknum Polwan di Pekanbaru Riau menganiaya dan menyekap seorang perempuan, ini kronologinya
Kedua, orangtua jangan melepas pengawasan terhadap anaknya, apalagi mereka hendak bermain air atau berdekatan dengan air. Aktivitas memancing, entah itu di kali atau di kedung, jelas akan bersentuhan dengan air, sehingga butuh kewaspadaan yang tinggi. Temani mereka agar lebih berhati-hati kalau hendak memancing.
Ketiga, tempat-tempat berbahaya yang potensial menenggelamkan anak, harus diberi rambu bahaya agar mereka lebih waspada. Bila anak memasuki kawasan berbahaya hendaknya tidak bercanda, karena bisa berakibat fatal seperti kasus di atas. Kalau hendak bercanda, hendaknya tidak di tempat yang berbahaya. (Hudono)