JUDUL di atas menjadi terasa sangat mendesak untuk diterapkan kepada para remaja, khususnya siswa sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga perguruan tinggi. Tema ini penting diangkat menyusul banyaknya kasus kenakalan remaja yang berimplikasi pada kematian. Contoh paling aktual di Sewon Bantul, seorang siswa SMP, Raditya Arthayoga tewas setelah dipukul temannya gara-gara masalah sepele, yakni berawal dari ejekan.
Kasus tersebut hingga sekarang kini masih menjadi bahan perbincangan masyarakat, khususnya di kalangan orangtua maupun pendidik. Atas kasus tersebut, sekolah tempat mereka belajar serta Dinas Pendidikan setempat akan menggalang kerja sama dengan semua pihak untuk meningkatkan program pendidikan karakter bagi siswa.
Mungkin ada yang beranggapan itu sudah terlambat karena sudah banyak kasus kekerasan yang melibatkan siswa. Namun, tentu lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin selama ini sekolah juga sudah membekali siswa dengan pendidikan karakter, namun rasanya belum cukup dan berhenti hanya pada teori.
Siswa butuh contoh konkret sehingga bisa mengamalkan pendidikan karakter yang diajarkan gurunya. Kiranya model pendidikan yang menyenangkan (fun), misalnya dengan bermain peran, simulasi dan sebagainya, jauh lebih mudah diterima siswa ketimbang hanya pelajaran konvensional yang cenderung monoton, apalagi bersifat satu arah.
Memang semua ini tidak otomatis menjamin siswa akan berperilaku terpuji dan tidak nakal. Sebab, selain pendidikan di sekolah, siswa juga butuh pendidikan di luar sekolah, di rumah misalnya. Dalam hal ini peran orangtua sangatlah penting untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kesantunan. Mereka juga akan melihat perilaku orang terdekatnya yang menjadi panutan, terutama orangtua.
Ada analisa bahwa kasus kekerasan yang terjadi di SMP Sewon itu bukan perkelahian, melainkan pemukulan oleh Mr karena diejek Raditya. Sebenarnya, antarsiswa saling ejek merupakan fenomena biasa. Namun kalau kemudian berlanjut dengan aksi kekerasan, bahkan hingga nyawa melayang, tentu menjadi sangat serius.