harianmerapi.com - Nilai-nilai religiusitas merupakan kebutuhan internal anak-anak semenjak usia dini dan mereka juga berhak untuk memperoleh pendidikan yang baik, terutama pendidikan religiusitas (keagamaan).
Orangtua berkewajiban memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya, terutama pendidikan keagamaan agar anak-anak ketika mencapai kedewasaannya memiliki fondasi moral dan agama yang tangguh dan komprehensif.
Penanaman nilai-nilai religiusitas sejak dini dipandang sebagai upaya untuk mengubah tingkah laku anak dengan menggunakan bahan atau materi yang terkandung di dalam ajaran agama itu sendiri.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 77: Disulut Api Cemburu Melihat Wanita Pujaan Digandeng Pria Lain
Para ahli pendidikan menjabarkan ada enam strategi di dalam melalukan internalisasi nilai-nilai religiusitas dalam rangka membantuk karakter anak;
Pertama, keteladanan. Keteladanan memiliki nilai yang sangat penting dalam pendidikan religiusitas.
Memperkenalkan peri laku yang baik melalui keteladanan sama halnya dengan memahami sistem nilai dalam bentyuk yang nyata.
Strategi dengan keteladanan adalah internalisasi nilai-nilai religiusitas dengan memberikan contoh kongkrit kepada anak-anak yang sedang berkembang menuju kedewasaannya.
Kedua, Pembiasaan. Pembiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan.
Mendidik dengan strategi pengulangan dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan dan membiasakan untyuk dilakukan setiap hari.
Baca Juga: Empat Sifat Nabi Muhammad SAW yang Sangat Terpuji, Salah Satunya Amanah
Apabila anak didik dibiasakan untuk memiliki karakter yang mulia sejak usia dini, maka karakter yang baik itu akan mempribadi daklam arti akan dimilikinya secara lebih kuat dan relatif permanen.
Ketiga, Ibrah dan amtsal. Yang dimaksud dengan ibrah (mengambil pelaharan) dan amtsal (perumpamaan) adalah mengambil pelajaran dari beberapa kisah teladan,
fenomena, peristiwa-peristiwa yang terjadi baik kejadian di masa lampau maupun masa kini.
Dari sini diharapkan anak akan dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu peristiwa, baik peristiwa yang berupa musibah maupun engalaman-pengalaman hidup yang lain.