NAPI di Lapas Cebongan Sleman berinisial JP kabur beberapa hari lalu. Diduga ia berhasil kabur karena dibantu teman perempuannya menggunakan motor. Ia kabur saat membantu petugas membuat pos keamanan di kompleks Lapas.
Berita ini tentu sangat mengejutkan. Betapa tidak, mengapa begitu mudahnya JP kabur ? Apakah hanya karena ada teman perempuan yang menggunakan sepeda motor lantas serta merta ia bisa kabur ?
Kalaupun tokh kaburnya JP sudah direncanakan, mengapa begitu gampang ? Patut diduga petugas lalai atau lengah sehingga yang bersangkutan bisa kabur.
Baca Juga: Timbulkan Suara Gemuruh dan Berbahaya, Gunung Tangkuban Parahu Terpantau Muntahkan Asap Solfatara
Terlalu sederhana kalau harus menempatkan perempuan teman JP sebagai penyebab utama kaburnya napi. Apalagi, ia berada di luar area Lapas yang notabene semua orang bisa berada di tempat itu. Kaburnya JP justru harus menjadi bahan evaluasi sistem pengamanan secara menyeluruh di Lapas Cebongan.
Peristiwa ini bermula dari diperbolehkannya JP membantu membuat pos keamanan di Lapas yang ternyata justru membuka peluang ia untuk kabur. Mungkin, pihak Lapas mengira napi asal Temanggung ini tak akan berbuat macam-macam, apalagi sampai melarikan diri.
Petugas terlalu percaya pada napi sehingga tidak melakukan antisipasi bia terjadi hal terburuk.
Mempekerjakan napi dalam pembuatan pos keamanan tentu tidak salah asalkan diawasi secara ketat. Dipastikan JP tidak diborgol sehingga lebih leluasa untuk melarikan diri. Namun, intinya adalah pengawasan.
Baca Juga: Bali United Naik ke Posisi Tiga Liga 1 Setelah Habisi Bhayangkara FC 3-0
Meskipun yang bersangkutan tidak diborgol, namun bila diawasi ketat oleh lebih dari dua orang, niscaya kemungkinan untuk melarikan diri lebih kecil. Bahkan, sekalipun ada teman perempuan JP yang siap membantu, ia tetap tak bisa kabur andai petugas ketat mengawasi.
Peristiwa kaburnya napi JP tentu harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Siapa petugas yang lalai harus mendapat sanksi atau pembinaan. Tujuannya agar peristiwa serupa tidak terulang.
Atasan harus memanggil petugas bersangkutan guna mencari penyebab pasti mengapa napi JP bisa kabur. Selain perlu dikenai hukuman disiplin, petugas yang lalai juga harus membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Baca Juga: Bayi Perempuan dalam Kondisi Hidup Ditemukan Warga Sampit di Dalam Kardus Dekat Parit
Selain itu, perlu ditelusuri, benarkah hanya karena ada teman perempuan, begitu mudahnya napi JP kabur ? Apakah tidak ada keterlibatan orang dalam ? Semua harus diungkap secara transparan. Masyarakat juga berhak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
Di sisi lain, masyarakat juga bisa berpartisipasi membantu petugas menangkap napi tersebut, dengan cara memberi tahu keberadaannya. (Hudono)