KEJAHATAN siber makin marak dengan modus beragam. Pelaku umumnya menggunakan aplikasi yang memudahkan orang lain untuk berinteraksi. Sekadar menyebut contoh, aplikasi kencan misalnya, sangat mudah digunakan untuk melakukan penipuan.
Berlagak berkenalan dan ingin ketemu darat, pelaku melancarkan berbagai jurus yang ujung-ujungnya merampas harta korban.
Pelaku kejahatan siber ini tak hanya seorang, melibatkan komplotan atau jaringan sehingga memudahkan mereka melancarkan aksi dengan berbagi tugas.
Baca Juga: Cucu advokat senior Setyohardjo menikah, ini pesan Sri Paduka Paku Alam X untuk kedua mempelai
Seperti yang dialami seorang perempuan warga Gunungkidul AH (21), yang hendak mencari pasangan, bukannya dapat jodoh malah menderita kerugian luar dalam.
Modusnya tergolong konvensional, yakni pelaku mengajak korban makan malam kemudian diajak putar-putar dan menginap di losmen, di tempat itulah korban dicabuli. Setelah itu, korban hendak diantar pulang, namun malah diturunkan di jalan dengan alasan ban mobil bocor. Tak hanya itu, pelaku juga membawa kabur motor korban yang dititipkan di parkiran.
Untungnya, setelah mendapat laporan dari korban, polisi bergerak cepat dan berhasil mengamankan pelaku yang ternyata tak hanya satu orang. Komplotan ini telah beraksi lebih dari satu kali, terbukti dari barang bukti yang ditemukan polisi berupa sejumlah motor hasil kejahatan mereka. Semua dilakukan melalui aplikasi kencan.
Baca Juga: Belum banyak yang tahu, Alas Purwo Banyuwangi kini jadi objek wisata alam kekinian
Masyarakat terutama mereka yang hendak menjalin asmara, atau mencari jodoh, haruslah barhati-hati ketika menggunakan aplikasi kencan dan sejenisnya. Tentu bukan aplikasinya yang salah, melainkan orang yang memanfaatkannya untuk kejahatan. Aplikasi hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Seperti halnya sebilah pisau, hanyalah alat. Ia bisa digunakan untuk merajang sayuran, bisa pula untuk menusuk orang, tergantung siapa yang memakai.
Saat ini masyarakat memang tak bisa dilepaskan dari dunia siber. Berbagai aktivitas bisa dilakukan melalui dunia maya, mulai dari transaksi jual beli hingga kencan. Nah, untuk yang disebut terakhir ini, jangan sampai terkecoh, sebab boleh jadi ada yang memanfaatkan untuk kejahatan, pura-pura merespons orang yang hendak mencari jodoh, ternyata hanya ingin menggasak barangnya.
AH mungkin jarang berselancar di medsos sehingga gampang tertarik dengan tampilan dunia maya yang sesungguhnya penuh tipu daya. Begitu ada orang yang mau mengajak kencan langsung direspon dan ketemu darat. Tak tahunya ia predator seks dan perampok.
Baca Juga: Expo Campus di Karanganyar dongkrak minat lulusan SMA ke perguruan tinggi
Akhirnya yang ada hanyalah penyesalan tiada ujung. Karena itu berhati-hatilah ketika masuk ke dunia maya, yang bisa diibaratkan sebagai hutan belantara. (Hudono)