cermin

Anak SD Gantung Diri, Salah Siapa ?

Jumat, 10 September 2021 | 17:02 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Merapi)


SEORANG murid kelas 6 SD di Sleman, sebut saja N (12), ditemukan tewas gantung diri di kamarnya Rabu malam lalu. Peristiwa ini bukan hanya menggemparkan warga sekitar, tapi juga masyarakat khususnya di DIY.

Bagaimana bisa anak SD punya pikiran nekat mengakhiri hidup dengan cara yang sangat tragis, meregang nyawa di tali gantungan. Bahkan untuk meraih tali plastik untuk gantung diri itu, ia harus menggunakan kursi karena barangnya di atas lemari. Sayangnya, tak ada yang melihat kejadian itu sehingga tak ada yang mencegahnya.


Tentu banyak pertanyaan berkaitan peristiwa tersebut. Di Yogya, anak yang meninggal karena bunuh diri boleh dibilang sangat jarang. Kita melihat ini bukan fenomena biasa, sehingga mestinya jangan dianggap sebagai kasus remeh yang berlalu begitu saja. Kalau anak bunuh diri, lantas salah siapa ?

Baca Juga: Jangan Lupa Diri Saat Main HP


Secara hukum mungkin tidak ada yang bisa disalahkan. Sebab, inisiatif untuk bunuh diri bukan berasal dari orang lain, melainkan diri sendiri. Lain soal bila ada pihak lain yang membujuk atau memberi sarana bagi yang bersangkutan untuk bunuh diri. Kalau ini yang terjadi, baru bisa dipersoalkan secara hukum.


Sebelum N bunuh diri ia mengeluh difitnah dan dibuli setelah punya pacar. Seperti apa bentuk fitnah dan buli-nya, tak jelas. Ia hanya memasang status di WA bahwa dirinya difitnah dan dibuli. Ia juga menyampaikan pesan kepada pacarnya tentang kegundahan hatinya. Ini menarik juga untuk dikaji, anak seusia N sudah punya pacar, terlepas itu sungguh-sungguh atau hanya sekadar berteman baik.


Dalam beberapa kasus bunuh diri di DIY, penyelesaiannya tak bisa menggunakan pendekatan hukum, melainkan harus menggunakan pendekatan sosial, pendidikan, budaya, agama, moral dan psikologi. Pendek kata, solusinya harus melalui pendekatan multidimensi. Kalau hanya didekati secara hukum, maka kasus dianggap selesai dengan meninggalnya pelaku atau korban.

Baca Juga: Aksi Tipu-tipu Jual Beli Tanah


Jauh lebih penting adalah mencari akar masalah mengapa anak-anak nekat bunuh diri. Dari mana si anak belajar ? Dugaan sementara, anak tidak mendapat perhatian yang layak dari orang tuanya, apalagi ibu N sudah meninggal, sehingga ia tinggal bersama ayahnya. Barangkali ayahnya kurang memberi perhatian kepada N, hingga tak bisa mengawasi pergaulannya sehari-hari.


Dalam teori psikologi pendidikan, perkembangan anak dipengaruhi faktor internal dan eksternal atau lingkungan. Faktor mana yang lebih kuat akan mendominasi karakter dan perkembangan anak. Boleh jadi N banyak belajar dari lingkungannya, apalagi ia punya keleluasaan mengakses informasi baik itu media sosial, televisi dan sebagainya yang memberi dampak simulasi pada anak.


Bila tidak ada yang membimbing dan mengawasi tentu sangat berbahaya. Diduga N telah mendapat pemahaman dan pengetahuan yang keliru tentang bagaimana mengatasi masalah, yakni melalui jalan pintas mengakhiri hidup.

Baca Juga: Pramugari Terpikat Pemuda Pengangguran


Kita berharap ini kasus yang terakhir. Kita harus menggugah kepedulian orang tua maupun pendidik untuk menyempatkan waktunya mengawasi dan membimbing anak, terutama di luar jam sekolah. Jangan biarkan anak-anak berpikiran liar dan ekstrem, karena sesungguhnya mereka belum paham bagaimana memaknai hidup. Anak-anak harus diselamatkan, mumpung belum terlambat. (Hudono)

 

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB