HARIAN MERAPI - Setidaknya ada tujuh penghambat kebahagiaan keluarga, yang mana di antaranya adalah hidupnya jauh dari tuntunan agama.
Keluarga adalah bagian dari hidup yang sangat penting posisinya pada diri seseorang. Keluarga bahagia dan sejahtera merupakan dambaan setiap insan yang membangun bahtera keluarga.
Keharmonisan keluarga adalah bila mana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan, dan puas terhadap seluruh keadaan dan keakraban dirinya (eksistensi aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
Baca Juga: Mutasi jajaran Polresta Sleman, AKP Made Wira Suhendra, Jabat Kasat Reskrim Polresta Sleman
Memiliki hubungan keluarga harmonis dapat membuat anak merasa aman dan dicintai. Tak hanya itu, keharmonisan dalam keluarga juga mampu membuat kehidupan terasa lebih baik.
Kehangatan dan kasih sayang satu sama lain menjadi salah satu ciri dari keluarga harmonis.
Setiap orang yang membangun keluarga tentunya menginginkan kebahagiaan. Untuk itu, agar mencapai kebahagiaan keluarga perlu juga memahami berbagai hal yang menjadi kendala atau penghambat diperolenya kebahagiaan keluarga.
Prof. Dr. H. Achmad Mubarok, MA dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Keluarga”, menjelaskan sedikitnya ada tujuh penghambat kebahagiaan keluarga; yaitu:
Pertama, keluarga yang hidup jauh dari agama. Agama adalah tuntunan hidup untuk kebahagiaan yang sejati.
Orang yang patuh mengikuti aturan agama, meskipun tidak pandai atau tidak kaya dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpang jauh dari rel kebenaran.
Baca Juga: Tol Getaci secara bertahap bisa terkoneksi hingga Yogya, berikut perkiraan waktunya
Orang yang hidupnya jauh dari tuntunan agama akan mudah tertipu oleh sesuatu yang disanhkanya akan mengantarkan kepada ketenangan dan kebahagiaan, namun ternyata hidupnya tertipu oleh kepalsuan.
Kedua, akidah yang keliru atau sesat. Misalnya orang-orang yang pdercaya kepada kekuatan batin, magic dan sejenisnya.
Bimbingan “orang pintar” dan sejenisnya ketika menghadapi masalah keluarga bukan saja tidak rasional, juga akan menyesatkan orang yang mempercayainya. Kembalilah kepada Allah SWT ketika mengjadapi suatu permasalahan keluarga.
Ketiga, mengkonsumsi makanan yang tidak halalan thayyiban.