Menurut Rasulullah Muhammad SAW sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung mendorong perbuatannya kepada hal-hal yang tidak dibenarkan (haram) juga.
Semakna dengan makanan, demikian juga perolehan rumah, kendaraan, alat hiburan, dan sebagainya, manakala diperoleh dengan cara yang haram menjadikan pemiliknya hatinya membatu.
Baca Juga: Cari bukti tambahan, Bareskrim Polri kembali geledah Ponpes Al Zaytun, ini yang didapat
Keempat, kemewahan hidup. Menurut Al-Qur’an kehancuran suatu dimulai dengan kecenderungan hidup mewah (mutrafin), sebaliknya kesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran.
Keluarga yang memiliki pola hidup mewah lagi cenderung kepada perilaku hedonis mudah terjerumus kepada keserakahan dan perilaku yang menyimpang yang ujung-ujungnya akan menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.
Kelima, pergaulan yang kurang terjaga. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya dapat menghadirkan PIL (Pria Idaman Lain) atau WIL (Wanita Idaman Lain) dalam kehidupan keluarga.
Oleh karena itu suami dan istri harus dapat menjaga pergaulannya supaya tidak terperosok kepada pergaulan yang kurang baik. Kemesraan dalam dan kedekatan kehidupan suami-istri akan mencegah penyimpangan pergaulan dalam
keluarga itu.
Keenam, kebodohan. Yang dimaksud kebodohan di sini ada yang betsifat logis-matematis, ttapi ada juga yang berupa kebodohan sosial.
Pertimbangan hidup tidak selamanya matemnatis dan logis, tetapi ada juga pertimbangan logika sosial dan matematika sosial.
Baca Juga: Jatuh dari Atap, Pengamen Pencuri Kotak Amal Ditangkap Polres Sukoharjo
Kerelaan untuk berbagi kepada sesama dan sering menolong kepentingan orang lain merupakan kecerdasan sosial yang harus dikembangkan dalam kehidupan keluarga.
Ketujuh, akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi penggerak tingkah laku.
Orang yang kualitas batinnya rendah, mudah terjerumus kepada perilaku rendah yang sangat merugikan.
Bergaullah dengan orang-orang yang shaleh agar terhindar dari akhlak yang kurang baik.
Demikianlah beberapa hal yang dapat menghambat kebahagiaan keluarga. Sudah barang tentu selain ketujuh hal di atas, masih banyak penghambat lain mengganggu keluarga untuk meraih kebahagiaan bahtera keluarga.