cermin

Pemuda sakit bikin nekat, akhirnya berakhir seperti ini

Rabu, 26 November 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi gantung diri (Pixabay)

SEORANG pria muda ditemukan tewas tergantung di rumahnya, kawasan Pajangan Bantul Senin pekan lalu. Usianya baru 25 tahun, sehingga masuk kategori relatif muda. Namun mengapa nekat mengakhiri hidup dengan cara sangat tragis ?

Sejauh ini polisi masih menyelidikinya. Diduga ia tewas sudah lebih dari 32 jam, sehingga menimbulkan bau tak sedap.

Bahkan kerabatnya baru mengetahui korban tewas tergantung dalam waktu 32 jam itu. Artinya, memang tidak ada yang mengetahui kapan korban ngendat atau bunuh diri.

Baca Juga: UPN Yogya Dorong KWT Matahari Naik Kelas Lewat Pelatihan Digital dan Pendampingan Izin BPOM

 

Dalam kasus ini, tidak ada tanda-tanda penganiayaan, sehingga kasusnya ditutup demi hukum. Meski begitu polisi tetap perlu mengetahui latar belakang atau motif bunuh diri. Dugaan sementara, korban mengalami sakit getah bening yang tak kunjung sembuh.

Mengapa nekat mengakhiri hidup, itulah yang sedang diselidiki polisi. Di era maju seperti sekarang ini, kesehatan memang masih menjadi masalah utama negara. Harus diakui, tidak semua orang bisa mengakses pelayanan kesehatan secara layak. Mungkin ini kasuistis, namun paling tidak memberi gambaran bahwa masih ada masalah kesehatan yang belum tertuntaskan.

Bukankah sudah ada program jaminan kesehatan nasional lewat BPJS ? Memang banyak manfaat dari program ini, tapi tidak semua programnya berjalan mulus, termasuk pelayanannya.

Baca Juga: Ini pentingnya memberi protein bervariasi pada anak, simak anjuran ahli gizi

 

Terkadang masih ditemukan diskriminasi pelayanan terhadap  program ini. Meski begitu pemerintah secara bertahap tetap berusaha memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan.

Kita tentu tetap mengapresiasi langkah pemerintah untuk memperbaiki pelayanan kesehatan utamanya kepada masyarakat miskin. Sebab, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan secara memadai. Di sisi lain, masyarakat juga harus proaktif berpartisipasi menyukseskan program pelayanan kesehatan secara gratis oleh pemerintah.

Sedang soal siapa yang berhak mendapat pelayanan kesehatan secara gratis, harus didasarkan pada data yang valid atau akurat. Jangan sampai orang kaya justru mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, sedang si miskin malah terlewatkan. Data base harus terus di-update setiap saat guna mengetahui dinamika perkembangan masyarakat.

Baca Juga: Sebelum berlibur, ini yang perlu dilakukan orang tua pada anaknya agar tak terkena penyakit

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB