mimbar

Tugas utama para Rasul utusan Allah

Jumat, 23 Mei 2025 | 16:55 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

Keenam, sikap kaum musyrik yang menolak dakwah Nabi Muhammad menjadikan beliau
bersedih. Firman Allah SWT: “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak
mempersekutukan(-Nya). Kami tidak menjadikan engkau pengawas mereka dan engkau bukan pula penanggung jawab mereka.” (QS. Al-An’am; 6:107).

Ketujuh, Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya
dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau (Nabi Muhammad) tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS. Al-An’am; 6:159).

Kedelapan, siksaan yang akan ditimpakan kepada orang-orang musyrik akan diperlihatkan
kepada Rasul keseluruhan atau sebagiannya baik di waktu Rasul masih hidup ataupun setelah wafat.

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya jika Kami benar-benar memperlihatkan kepadamu (Nabi
Muhammad) sebagian dari (siksa) yang Kami janjikan kepada mereka (di dunia), atau jika Kami
mewafatkan engkau (sebelum datangnya azab itu), hanya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan.” (QS. Yunus; 10:46).

Kesembilan, Kaum kafir menolak kerasulan Nabi Muhammad dan mengatakan sebagai
pesihir. Firman Allah SWT: “Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.” (QS. Ar-Ra’d; 13:43).

Kesepuluh, untuk menghibur Nabi Muhammad, Allah melalui ayat ini mengingatkan beliau
bahwa tugasnya hanya sekadar menyampaikan dakwah. Firman Allah SWT: “Jika mereka (kaum
musyrik) berpaling, sesungguhnya kewajibanmu (Nabi Muhammad) hanyalah (melakukan)
penyampaian yang jelas.” (QS. An-Nahl; 16:82).

Kesebelas; Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah yang lebih mengetahui tentang keadaan
orang-orang musyrik itu. Firman Allah SWT: “Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Jika Dia
menghendaki, niscaya Dia merahmatimu dan jika Dia menghendaki, niscaya Dia mengazabmu. Kami tidaklah mengutusmu (Nabi Muhammad) sebagai penjaga bagi mereka.” (QS. Al-Isra’; 17:54). *


Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB