HARIAN MERAPI - Penyesalan setelah kematian manusia ada tujuh, salah satunya adalah pertemanan sia-sia.
Setelah mati, manusia akan menuju ke alam kubur. Inilah tempat manusia menanti datangnya kiamat dan hari kebangkitan. Di dalam kubur, keturunan, pangkat martabat dan kekayaan seseorang tidaklah berarti.
Setiap orang akan diperlakukan berdasarkan amal perbuatan selama di dunia ini.
Dalam surat al-Ankabut ayat 57 Allah berfirman, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
Baca Juga: Pusat Kerumunan Massa, Dishub Sukoharjo Pantau Titik Perayaan Tahun Baru 2025
Sungguh beruntung orang-orang yang di dalam hidupnya senantiasa mengikuti perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Sebaliknya, penyesalan yang tanpa batas akan dirasakan mereka yang menjauhi perintah-perintah-Nya setelah kematiannya.
Setidaknya ada tujuh penyesalan yang akan dirasakan orang-orang yang mengingkari perintah-Nya; yakni:
Pertama, menyesali pertemanan yang sia-sia, banyak teman yang tidak membawa kepada kebaikan dan ketakwaan.
Firman Allah SWT: “Oh, celaka aku! Sekiranya (dahulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia. Sungguh, dia benar-benar telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika telah datang kepadaku. Setan itu adalah (makhluk) yang sangat enggan menolong manusia.” (QS. Al-Furqan; 25:28-29).
Baca Juga: Istana Tegaskan Hasil Pajak Dikembalikan ke Masyarakat: Dari Bansos hingga Subsidi Listrik
Kedua, menyesal karena mempersekutukan Allah selama hidup di dunia ini.
Firman Allah SWT: Harta kekayaannya dibinasakan, lalu dia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda sangat menyesal) terhadap apa yang telah dia belanjakan untuk itu, sedangkan pohon anggur roboh bersama penyangganya dan dia berkata, “Aduhai, seandainya saja dahulu aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhanku.” (QS. Al-Kahfi; 18:42).
Ketiga, menyesal karena tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah SWT: “Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka. Mereka berkata, “Aduhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Ahzab; 33:66-67).
Baca Juga: Sekolah Sastra Sleman Selenggarakan Workshop Penyuntingan Naskah
Keempat, menyesal menjadi manusia tidak beriman, alangkah baiknya kalau dulu jadi tanah saja.