HARIAN MERAPI - Dalam dunia psikologi, frustrasi adalah respons emosional yang umum terhadap pertentangan, terkait dengan kemarahan, kekesalan, dan kekecewaan .
Penyebab frustrasi dapat dibagi ke dalam tiga kelompok permasalahan; yaitu:
Pertama, frustrasi yang disebabkan lingkungan. Frustrasi, terhambatnya atau tercegahnya
upaya mencapai tujuan kerap kali menjadi penyebab agresi. Ketika seorang pelajar gagal
menunjukkan prestasi maksimalnya, ia akan merasa sedih, marah, dan bahkan depresi.
Baca Juga: Pertamina Gencarkan Energi Transisi Lewat Green Refinery Cilacap, Ini Manfaatnya
Dalam keadaan seperti itu, besar kemungkinan ia akan menjadi frustrasi dan mengambil tindakan-tindakan yang bernuansa agresi, seperti penyerangan terhadap orang lain.
Kondisi ini menjadi mungkin untuk dilakukan dengan pemikiran bahwa agresi yang dilakukannya itu akan mengurangi emosi marah yang dialaminya.
Hambatan lingkungan dapat menggagalkan pencapaian atau pemuasan motif, dengan
membuat suatu keadaan sulit atau tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai tujuan.
Hambatan ini dapat berupa sesuatu yang nyata, seperti pintu yang terkunci atau kekurangan uang, atau orang lain yang mencegah kita seperti orang tua, polisi atau guru, tetapi dapat juga berupa sesuatu yang tidak kasat mata, seperti kepandaian yang terbatas dan sejenisnya.
Baca Juga: KemenKopUKM Ajak YDBA Kembangkan UMKM Berbasis Teknologi dan Inovasi
Kedua, frustrasi pribadi. Tujuan yang tidak dapat tercapai dapat menjadi sumber penting dari
frustrasi. Ini dapat terjadi karena tujuan-tujuan ini melebihi kemampuan manusia itu sendiri laksana pungguk merindukan bulan.
Misalnya, seorang anak mungkin diajari untuk berkeinginan mencapai tingkat sekolah yang lebih tinggi, tetapi kurang mampu untuk membuat prestasi yang baik. Kenyataan ini menjadikan anak merasa hidupnyua kurang nyaman dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Seseorang mungkin ingin bergabung dengan band sekolah, atau tim sepak bola, atau klub-klub
lainnya atau untuk bertindak jadi pimpinan dalam permainan, tetapi lantas menjadi frustrasi karena tidak memiliki kemampuan yang cukup memadai untuk meraih berbagai keinginan itu.
Demikianlah, seseorang mengalami frustrasi karena ingin mencapai suatu tujuan yang berada di luar kemampuan untuk melaksanakannya.
Baca Juga: Konyol. Gegara anak tidak diterima sekolah, orang tua blokade gerbang dengan mobil Toyota Fortuner
Ketiga, frustrasi yang disebabkan oleh konflik. Sumber-sumber frustrasi juga terdapat dalam
konflik-konflik motif, di mana perwujudan suatu konflik dicampuri atau diganggu oleh perwujudan
konflik yang lain.