Keempat, orang yang hidupnya tenang, akan mendapatkan jaminan surga. Firman Allah
SWT: ''Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Setiap diberi rezeki berupa aneka buah di dalamnya, mereka mengatakan, 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” (QS. Al-Baqarah; 2:25).
Kelima, orang-orang yang mencari ridha-Nya akan mendapatkan petunjuk dan jalan keluar
dari permasalahan yang dihadapi. Firman Allah SWT : “Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah; 5:16).
Keenam, Dengan santun dan suara yang lembut Nabi Zakaria berdoa kepada Allah dengan
keimanan yang mantap dan penuh keyakinan bahwa Allah tak pernah mengecewakan hamba-Nya
yang berdoa (untuk dikaruniai putra). Firman Allah SWT: “Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.” (QS. Maryam; 19:4).
Ketujuh, sikap tawakal seorang muslim setelah berikhtiar semaksimal mungkin. Bagi seorang
muslim, apa pun yang menghadang pencapaiannya, menyulitkan hidup, segala sesuatu yang membuat sedih, maka cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik pelindung.
Firman Allah :”Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali Imran; 3:173).
Kedelapan, Allah mengangkat kesusahan Nabi Ayyub AS ketika beliau memohon: “Dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.” (QS.Al-Anbiya’; 21:83-84).
Kesembilan, Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran pasukan Fir’aun; sebagaimana firman-Nya: “Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (QS.Asy-Syu’ara; 26:63-66).
(Penulis: Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY)*