Firman Allah SWT: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan
segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?” (QS. Al-Anbiya’; 21:30).
Keenam, ada orang yang beranggapan bahwa segala kejayaan yang dimilikinya dan
kenikmatan yang diperolehnya semata-mata berkat kemampuan dirinya. Tiada Tuhan yang dia
rasakan turut membantu dan memberi rezeki dan kenikmatan kepadanya.
Firman Allah SWT: “Berikanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, yaitu dua orang laki-laki. Kami berikan kepada salah satunya (yang kufur) dua kebun anggur. Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan Kami buatkan ladang di antara kedua (kebun) itu. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak berkurang (buahnya) sedikit pun. Kami pun alirkan sungai dengan deras di celah-celah kedua (kebun) itu. Dia (orang kafir itu) juga memiliki kekayaan besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.” (QS. Al-Kahfi; 18:32-34).
Ketujuh, Allah menciptakan dan menganugerahkan bumi dan tanaman kepada manusia, agar
mereka memperoleh makanan dari buah dan hasilnya.
Firman Allah SWT: “Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu mereka makan. Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air. agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak
bersyukur?” (QS. Yasin; 36:33-35).(Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Dewan Pakar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DIY)