Orang tua telah dijadikan “budak” oleh anak-anaknya sendiri agar selalu menuruti kehendaknya. Ingat, salah satu ciri dunia telah mendekati kiamat menurut Nabi Muhammad SAW adalah ketika anak sudah berani memperbudak orang tuanya.
Kelima, orang tua yang selalu menguasai anak (dominant). Dalam masyarakat banyak juga orang tua yang merasa lebih banyak tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya, sehingga cenderung “menguasai” anak. Sikap yang seperti ini biasanya tanpa disadari. Sebagai contoh, ketika anak menginjak usia remaja ada temannya yang mengajak belajar bersama.
Orang tuanya langsung menjawab bahwa anak-anak sedang bercengkerama dengan keluarganya. Di sini nampak orang tua cenderung menguasai anak. Akan lebih bijaksana jika orang tua mempertemukan anak dengan temannya untuk memberikan argumentasi atas penolakan itu.
Keenam, orang tua yang ambisius. Ambisi orang tua atas perkembangan anaknya sangat nampak dalam dunia pendidikan. Betapa banyak orang tua yang memaksakan pilihan sekolah anaknya atau pilihan jurusan yang akan dipilihnya. Anak dalam belajarnya terlalu banyak didikte orang tua.
Akhirnya anak kurang bergairah dalam belajar. Oleh karena itu orang tua seharusnya memberikan kesempatan dan pilihan kepada anak untuk menentukan sendiri arah dan tujuan hidupnya.
Ketujuh, orang tua yang menganakemaskan (favoritism). Secara sadar ataukah tidak, orang tua sering membeda-bedakan perlakuan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Ada anak yang selalu dituruti segala keinginannya, sementara ada anak yang dikekang atau kurang diperhatikan.
Perlakuan yang seperti ini akan merugikan kedua anaknya baik yang terlalu dimanjakan maupun yang kurang mendapatkan perhatian. Bagi anak yang terlalu dimanjakan akan kurang mandiri, sedangkan bagi anak yang kurang mendapatkan perhatian akan merasa rendah diri.
Efek negatif yang muncul adalah anak akan menjadi pemberontak baik yang selalu dimanjakan maupun yang kurang mendapatkan perhatian. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Kota Yogyakarta) *