MODUS penipuan dengan mencatut nama Pj Walikota Yogya yang akan memberi bantuan kepada tempat ibadah, termasuk gereja, marak. Sejumlah pengurus gereja di Jogja baru-baru ini menerima pesan lewat WA dari orang yang mengaku sebagai Pj Walikota Yogya Singgih Raharjo mengirim bantuan.
Untungnya, para pengurus gereja itu curiga dan langsung dikonfirmasikan ke Pemkot Yogya yang ternyata hal itu tidak benar.
Pj Walikota Yogya Singgih Raharjo pun sudah menanggapi kasus tersebut dan mengatakan pihaknya tak pernah mengirim WA tersebut. Lantas, bagaimana modus pelaku mengelabui calon korbannya yang rata-rata pengurus gereja ?
Baca Juga: Inilah alasan kenapa harga beras belum juga turun, Dirut Bulog : Harga pupuk belum turun
Pelaku mengatakan telah mengirim bantuan uang sejumlah tertentu, namun ada kelebihan, sehingga calon korbannya diminta untuk mengembalikan kelebihan tersebut.
Agar lebih meyakinkan korbannya, pelaku juga mengirim bukti transfer yang dikatakan ada kelebihan jumlah dana. Kalau tidak cermat, korban akan mengira pelaku benar-benar telah mentransfer dana karena ada bukti transfernya. Padahal, bukti transfer tersebut hanyalah palsu, mirip dengan transfer asli.
Bukti transfer palsu yang seperti asli ini sering digunakan penipu untuk mengecoh korbannya. Beberapa waktu sebelumnya, modus mengirim bantuan dana ke rumah ibadah berupa masjid juga pernah terjadi. Modusnya mirip, pelaku mengatakan telah mentransfer dana ke pengurus masjid, namun ada kelebihan pengiriman sehingga korban diminta mengembalikan.
Baca Juga: Inilah peta perjalanan liburan Imlek, mulai dari Jakarta hingga Kalimantan Barat
Kalau korban tidak cermat, bisa terkecoh dengan bukti transferan palsu tersebut. Sekilas memang ada kemiripan bukti transfer asli dan palsu, terutama dari bentuk hurufnya. Namun kalau dicermati lebih detail tetap ada perbedaan.
Sebenarnya, cara paling aman adalah mengecek benar tidaknya ada transfer yang disebut pelaku. Bila tidak ada uang masuk, berarti itu penipuan. Tapi bila benar ada uang masuk, barulah itu dapat dipercaya.
Mengapa penipu mencatut nama pejabat ? Tentu agar meyakinkan. Apalagi yang menghubungi seorang wali kota, akan menambah kepercayaan orang yang menerima pesan. Tapi dalam kasus di atas, sejumlah pengurus gereja yang menerima pesan WA dari pegirim, umumnya curiga dengan modus pemberian bantuan seperti itu.
Baca Juga: Imbauan untuk para pendaki gunung, Sandiaga Uno : Safety first
Ini artinya, masyarakat telah melek informasi sehingga bisa membedakan pesan beneran dan pesan bohong. Hari gini kok masih ada penipuan dengan modus catut nama pejabat. Untungnya masyarakat Yogya cerdas dan dapat memilah info yang beneran dengan yang palsu. (Hudono)