HARIAN MERAPI - Ada enam keutamaan Shalat dalam Islam, di antaranya sebagai tiang agama.
Menurut bahasa shalat artinya adalah doa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tujuan melaksanakan shalat antara lain; menyembah Allah SWT, agar seseorang selalu ingat kepada-Nya, mencegah perbuatan keji dan munkar, dengan harapan masuk surga.
Baca Juga: Kesiapan warga hadapi bencana alam dicek , begini langkah BPBD Sukoharjo
Juga untuk menghilangkan keluh kesah, resah, tak tenang dan galau. Dengan melaksanakan shalat dengan benar dan khusyuk maka sifat-sifat tersebut akan hilang.
Shalat dalam Islam memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat tinggi, bahkan melebihi ibadah-ibadah lainnya. Setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa memperhatikan amalan shalat mereka.
Ada pun kedudukan dan keutamaan Shalat dalam Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, shalat adalah tiang agama. Tiang ini diibaratkan sebagai fondasi dasar dalam sebuah bangunan.
Jika fondasi tersebut rusak, hancurlah bangunan tersebut. Begitupun dengan shalat, jika ditunaikan dengan khusyu dan istiqomah, keimanan seorang Muslim akan selalu kokoh dan kuat.
Baca Juga: Tangkal paham radikalisme, Binmas Polres Sukoharjo beri penyuluhan peserta diklat satpam
Dalam hadits Mu’adz disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Pokok dari segala bentuk ibadah adalah Islam; tiangnya adalah shalat; dan amalannya yang paling tinggi adalah jihad.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Kedua, Shalat merupakan Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Dari Abdullah bin Umar RA Rasuliullah Muihammad SAW bersabda:
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu: (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan Shalat, (3) menunaikan zakat, (4) Haji ke Baitullah, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, amalan seseorang bisa dinilai dari shalatnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
Baca Juga: Presiden Jokowi Tetapkan Keppres Cuti Bersama ASN 2024, Catat Tanggal Liburnya
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah mengatakan, ‘Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amal shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).