Yaitu aku yang telah menyadari diri dan membuka diri menjadi pribadi yang terbuka, mengakui kenyataan hidup yang multi dimensi dan melahirkan sifat empati, yakni:
(1) mampu memahami orang lain (understanding others), artinya mampu mengindera perasaan dan perspektif orang lain atau menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan orang lain,
(2) memiliki sifat yang mengembangkan orang lain (developing others), artinya dapat merasakan kebutuhan pengembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuannya,
(3) memiliki sikap yang berorientasi pelayanan (service orientation), artinya mampu mengantisipasi, mengenali dan berupaya memenuhi kebutuhan orang lain,
(4) mampu memanfaatkan keragaman (leveraging diversity), artinya mampu menumbuhkan peluang dengan melalui pergaulan, dan
(5) memiliki kesadaran politik (political awareness), yakni mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
Itulah salah satu hikmah ujian dari Allah AWT, yakni dapat merubah pribadi yang
lemah menjadi kuat, pribadi yang tumpul menjadi tajam, pribadi yang sombong menjadi arif dan tawadhu’, yang kesemuanya itu merupakan cerminan dari pribadi taqwa yang menjadi tujuan final (ultimate goal) dari hidup seseorang.
Ujian hidup dalam bentuk apapun juga haruslah mampu memberikan dorongan bagi ummat manusia untuk melakukan perubahan menuju kepada pribadi yang lebih baik. InsyaAllah!!! (Oleh: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M, Si).