Hal ini lah yang menyebabkan timbulnya kebencian, iri hati dan dengki sehingga orang kikir ini banyak yang membencinya. Salah satu pangkal kejahatan adalah sifat kikir.
Seseorang yang dikuasai sifat kikir sudah tidak mau mengikuti perintah tentang anjuran untuk berbagi antar sesama. Ia juga tidak akan percaya jaminan Allah terkait rezeki. Ia hanya percaya pada harta benda yang dimilikinya.
Jika harta yang dimiliki tidak dibagi dengan orang lain, maka ia yakin akan menjadi kaya. Karena itu, Nabi SAW bersabda: “Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” (HR. Ahmad).
Baca Juga: Jangkrik bering banyak dibutuhkan kicau mania, berikut ini ciri-ciri fisik jangkriknya
Banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan dari sifat kikir ini, baik bagi pelakunya sendiri maupun untuk orang lain. Oleh karena itu sebagai seorang muslim wajib untuk menghindarinya. Berikut ini adalah lima cara yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari sifat kikir; yakni:
Pertama, selalu meyakinkan kepada diri kita bahwa harta yang kita miliki sekarang ini adalah sebuah titipan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mana sebagian dari harta tersebut harus disedekahkan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kedua, selalu mengingat dampak buruk yang akan ditimbulkan dari sifat bakhil ini yakni salah satunya mendapatkan azab di akhirat kelak.
Ketiga, selalu meyakinkan kepada diri kita bahwa harta yang kita miliki kelak akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan begitu kita akan termotivasi untuk selalu bersedah dan berinfaq.
Keempat, selalu tumbuhkan sifat kepedulian terhadap sesama terutama mereka yang membutuhkan bantuan atau pertolongan.
Kelima, jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar
dihindarkan dari penyakit kikir yang sangat berbahaya ini.
Sebagai seorang muslim yang taat marilah kita senantiasa berlindung diri kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk dapat menjauhi sifat tercela ini, dan dengan ini kita berharap akan datangnya rahmat Allah yang mana pada puncak harapan adalah dimasukkannya kita ke dalam surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal A’lamin. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)*