Baca Juga: Memburu mafia tanah kas desa, masih banyak yang lolos
Apabila anak diasingkan dari pergaulan antar manusia sejak lahir, ia tidak akan memperoleh bahasa manusi pada umumnya dan tifdak mengenal bahasa manusia.
Teori akulturasi. Akulturasi adalah proses penyesuaian diri terhadap kebudayaan
yang baru.
Teori ini memandang bahwa sebagai ekspresi budaya yang paling nyata dan dapat diamati bahwa proses pemerolehan baru akan terlihat dari cara saling memandang angtara masyarakat bahasa pertama dan masyarakat bahasa kedua.
Akulturasi akan bderada pada situasi yang baik manakala: (1) anak bertada pada masyarakat tutur yang memiuliki tingkat sosial sama, (2) anak didorong untuk berakulturasi dengan budaya bahasa,
(3) budaya bahasa pertama tidak terlalu mendominasi, (4) masyarakat tutur bahasa pertama dan kedua saling memiliki sikap positif.
Keempat, teori akomodasi. Teori ini memandang bahwa bahasa pertama dan
bahasa kedua anak sebagai dua kelompok/entitas yang berbeda. Teori ini berusaha
menjelaskan bahwa hubungan antara dua kelompok bahasa anak itu dinamis.
Baca Juga: Kursus Berkuda Bisa Pilih Kuda dan Tingkatannya, Nama-nama Kudanya Persis Panggilan Seseorang
Oleh karena itu, pemerolehan bahasa kedua anak usia dini itu akan efektif jika: (1) anak didorong untuk menyadari bahwa dirinya bagian dari masyarakat tutur bahasa kedua, (2) anak dapat menempatkan diri sesuai dengan bahasa yang digunakannya, dan (3) anak tidak terlalu mengagung-agungkan bahasa pertamanya.
Kelima, teori wacana. Pemerolehan bahasa kedua anak dilihat dari segi bagaimana
cara anak menemukan makna potensial bahasa melalui keikutsertaannya dalam
komunikasi.
Prinsip-prinsip teori ini dapat dianalogikan sebagai berikut: (1) pemerolehan bahasa kedua akan mengikuti urutan alamiah, (2) orang tua aytau guru akan menyesuaikan
tuturannya untuk menyatukan makna dengan anak, dan (3) strategi percakapan
menggunakan makna dan bentuk yang dinegoisasikan sdetrta masukan yang teratur. *