JUDUL di atas mungkin terkesan agak berlebihan, namun tidak apalah demi keselamatan masyarakat. Tren masyarakat saat ini sering menjalani terapi kesehatan di air, baik sendiri-sendiri maupun berombongan.
Agaknya, itulah yang dilakukan Heru, warga Piyaman Gunungkidul. Ia menjalani terapi air di Sendang Beji, Karangmojo, Gunungkidul beberapa hari lalu.
Entahlah, karena terpeleset atau sebab lain, ia ditemukan di kawasan Sendang dalam kondisi meninggal, mayatnya mengapung. Diduga ia telah meninggal sejam sebelumnya. Artinya, masyarakat atau saksi tidak melihat yang bersangkutan tercebur di sendang. Mengingat tidak ada tanda penganiayaan, korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Baca Juga: Program Terangi Jalanku, Pemkab Sukoharjo Segera Tuntaskan Pemasangan 400 PJU
Menurut informasi, Heru tidak bisa berenang, sehingga ketika tercebur atau terpeleset, ia tidak bisa menyelamatkan diri. Tentu ini menjadi peringatan bagi masyarakat yang tidak bisa berenang untuk tidak coba-coba melakukan terapi air dengan medan yang membahayakan. Kalaupun hendak terapi, harus ditemani orang yang bisa berenang.
Terapi air nampaknya memang menjadi tren masyarakat saat ini. Tapi biasanya mereka melakukannya secara berombongan dan ada instrukturnya, sehingga kalau ada apa-apa bisa segera diantisipasi, termasuk kemungkinan tenggelam. Beberapa destinasi wisata juga sering menyediakan tempat untuk terapi, namun biasanya kedalamannya hanya sebatas lutut, sehingga tidak membahayakan.
Sedangkan kasus di Sendang Beji Gunungkidul masih belum jelas apakah telah menjadi destinasi wisata umum atau terbatas. Bila destinasi umum, seharusnya menyediakan fasilitas penyelamatan sederhana, misal pelampung dan sebagainya. Kiranya polisi perlu mendalami peristiwa tersebut agar tidak terulang di kemudian hari.
Baca Juga: Deteksi Dini Kerawanan SAR Sukoharjo Peringatkan Masyarakat Cuaca Ekstrem Berdampak Bencana Alam
Bagi yang tidak bisa berenang, hendaknya jangan sekali-sekali mendekati area berkedalaman lebih dari satu meter atau ukuran orang dewasa. Apalagi bila masih ada arus, bisa membahayakan keselamatan pengunjung. Terapi air boleh saja dilakukan, namun tetap memperhatikan keselamatan, jangan sampai berubah jadi malapetaka seperti kasus di atas.
Biasanya, petugas akan lebih ketat menyeleksi pengunjung yang datang ke area sendang, apalagi setelah ada kecelakaan orang meninggal.
Namun, hendaknya pembenahan jangan menunggu sampai ada orang yang meninggal. Jauh lebih penting, langkah antisipasi jangan sampai terjadi kecelakaan air dan menimbulkan korban nyawa. Keselamatan adalah prioritas utama yang tak boleh diabaikan. (Hudono)