Benar, ketika dia telah dinyatakan lulus, mulailah dia beroperasi, sebagai penjahat klas kakap. Uang hasil kejahatannya pun berjibun. Uang itu digunakan untuk berfoya-foya, seperti: melacur, mabuk-mabuk, judi, dan lain sejenisnya. Dunia seakan miliknya. Apa yang diinginkan bisa diraih/dibeli dengan hasil kejahatannya.
Suatu ketika, dia sakit. Bersamaan dengan itu, dia mendapati isterinya di rumah, juga sedang sakit. Dalam kondisi berat, isterinya (yang tergolong ahli ibadah) berwasiat. Minta dimaafkan, karena selama ini telah gagal mengajaknya menjadi orang baik. Suatu doa/harapan dipanjatkan agar suaminya segera bertobat. Kemudian hijrah menjadi orang baik. Dinasihatkan bahwa Tuhan berkenan mengumpuni dosa-dosa hamba-Nya yang betul-betul bertobat.
Ternyata wasiat isterinya itu manjur. Dari sanalah rahmat-Nya tercurahkan kepada suaminya. Tak berselang lama setelah isterinya dikubur, bergegaslah dia mencari kiai/ustadz, untuk membimbing pertobatannya. Berbagai hal diajarkan kepadanya, hingga niat hijrah menjadi orang baik betul-betul menjadi kenyataan.
Setiap hari, tak pernah lalai shalat berjamaah, mengikuti pengajian, aktif berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Masyarakat pun tertegun, bahagia, menyambut hijrahnya seorang mantan preman menjadi orang baik.
Kisah di atas, layak menjadi pembelajaran semua orang. Jadilah orang baik. Kalau pun pernah berbuah jahat, bersegeralah bertobat. Imbangilah kejahatan masa lalu dengan kebajikan sebanyak mungkin. Wallahu’alam
* Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan.