INI peringatan bagi para orang tua yang masih punya anak remaja. Jangan sampai lepas pantauan, karena bisa membahayakan.
Termasuk ketika anak menjalin pertemanan lewat media sosial, harus tetap dipantau. Tentu bukan berarti mau intervensi, namun menjaga jangan sampai anaknya menjadi korban penjahat.
Seorang gadis remaja NW (17), baru-baru ini menjadi korban penipuan lelaki yang dikenalnya lewat medsos. Pelaku, DF (26) warga Ungaran, Jateng, nekat membawa kabur motor korban saat mereka bertemu di sebuah restoran kawasan Mergangsan Yogya.
Berdalih mau pinjam motor untuk beli bunga, DF membawa kabur motor korban, dan setelah itu nomor HP-nya sulit dihubungi. Menyadari telah menjadi korban penipuan, NW lapor polisi.
Apresiatif, jajaran kepolisian Mergangsan bertindak cepat memeriksa CCTV dan saksi korban, hingga pelaku teridentifikasi. Pelaku pun berhasil dibekuk di sebuah penginapan kawasan Timuran, Mergangsang. Motor yang ia gondol, yakni jenis PCX telah ia jual seharga Rp 4 juta. Menurut pengakuannya, uang hasil penjualan motor untuk beli HP dan melunasi utang.
Berdasar catatan kepolisian, DF ternyata seorang residivis untuk kasus serupa. Polisi masih melacak keberadaan motor yang dijual DF. Bila ada keterlibatan orang lain sebagai penadah, tentu kasusnya akan dikembangkan, sehingga tak hanya tersangka DF yang terlibat.
Mengapa NW sampai kena tipu DF ? Entahlah, hanya berawal perkenalan lewat medsos mereka ketemu darat dan nampak akrab. Tak tahunya DF adalah residivis yang sengaja mengincar barang NW berupa sepeda motor. Masih beruntung, barangkali, NW tidak menjadi korban predator seks pelaku.
Baca Juga: Peruntungan Shio Monyet besok Rabu 22 Oktober 2025, kurangi kritik terhadap orang lain
Kasus di atas memberi pelajaran berharga kepada orang tua dan khususnya remaja agar tidak mudah terkecoh dengan penampilan di media sosial. Penjahat ketika berinteraksi di media sosial dan hendak mencari mangsa, dipastikan akan berpura-pura sebagai orang baik, sopan dan penuh perhatian. Agaknya, itulah yang membuat NW tertarik, kemudian berlanjut komunikasi lewat WA, sampai kemudian janjian ketemu di restoran.
Modus yang diterapkan DF sebenarnya tergolong klasik, namun tetap efektif, nyatanya NW tertarik dan perkenalan berlanjut ketemu darat. Pesan orang bijak: wahai remaja, berhati-hatilah ketika berselancar di media sosial, karena itu ibarat hutan belantara, kita tidak tahu mana orang baik dan orang jahat, jadi harus terus waspada. (Hudono)