Kelima, mau belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan siswa. Komunikasi yang
efektif dengan siswa akan menjadikan pemebelajaran lebih hidup dan penuh variasi. Seorang guru janganlah merasa lebih hebat dari muridnya.
Perasaan yang seperti ini akan menjadikan seorang guru memandang rendah para siswanya yang pada akhirnya akan menempatkan siswa pada posisi yang tidak setara.
Keenam, berusaha menjadi guru yang fleksibel dalam relasi sosial dengan siswa, tetapi kaku
untuk tugas dan standar terbaik untuk siswa. Komunikasi yang terjadi hendaklah komunikasi yang cair dalam hubungan keseharian sebagai sesama manusia,
tetapi harus tegas dan rigid untuk tugas-tugas pembelajaran yang telah diberikan. Komunikasi yang baik jangan dijadiian alasan untuk dapat menerima tugas-tugas siswa yang di bawah standar.
Ketujuh, mau belajar kepada siswa. Komunikasi dua arah dengan peserta didik harus
senantiasa dilakukan. Murid harus dipandang disamping seorang pembelajar juga sebagai tempat seorang guru untuk belajar tentang hidup dan kehidupan.
Anak semua pandai dan anak semua berbakat pada suatu bidang kehidupan. Dan guru harus pandai belajar dari fenomena yang seperti ini.
Kedelapan, tidak mudah menyerah pada siswa yang tidak punya motivasi. Memotivasi siswa
untuk mau belajar dengan baik membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Seorang guru jangan mudah menyerah ketika menghadapi seorang siswa yang tidak memiliki semangat untuk belajar. Yakinlah bahwa mereka adalah seorang pembelajar yang baik. Kitalah yang belum menemukan strategi yang terbaik untuk membangkitan semangat belajar mereka.
Dengan demikian, guru produktif dan inovatif sangat penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan hasil belajar siswa. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Harian Komite MAN 3 Sleman (MAYOGA)